XL dan Telkomsel Terbuka dengan Ide Konsolidasi

Pandu Gumilar
Kamis, 8 Februari 2018 | 13:31 WIB
Salah satu BTS Telkomsel di daerah perbatasan. Telkomsel secara nasional telah mengoperasikan 627 base transceiver station (BTS) yang berlokasi di perbatasan dengan Singapura, Malaysia, Vietnam, Timor Leste, Australia, Filipina, dan Papua Nugini dalam upaya mendukung kedaulatan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bisnis/Istimewa
Salah satu BTS Telkomsel di daerah perbatasan. Telkomsel secara nasional telah mengoperasikan 627 base transceiver station (BTS) yang berlokasi di perbatasan dengan Singapura, Malaysia, Vietnam, Timor Leste, Australia, Filipina, dan Papua Nugini dalam upaya mendukung kedaulatan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bisnis/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — PT XL Axiata Tbk. dan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) sepakat bahwa konsolidasi adalah salah satu cara memperbaiki kondisi industri telekomunikasi yang terbebani kompetisi tidak sehat.

Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini setuju dengan ide konsolidasi yang diusulkan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Namun, hal tersebut tergantung pada pemegang saham masing-masing operator seluler.

"Setuju, supaya industri lebih sehat. Tapi tentu saja Ini tergantung kepada para major shareholders perusahan-perusahaan telekomunikasi di Indonesia," katanya kepada Bisnis, Rabu (7/2).

Sama halnya dengan Dian, CEO Telkomsel Ririek Adriansyah juga menilai konsolidasi sebagai ide yang bagus. Konsolidasi dapat dijadikan jalan keluar bagi persaingan harga antara operator yang dianggap sudah tidak sehat.

"Mungkin itu bisa menjadi salah satu cara untuk memperbaiki kondisi industri [telekomunikasi] saat ini," katanya kepada Bisnis, Rabu (7/2).

Namun, keduanya sama-sama tidak menjawab ketika tentang potensi konsolidasi dengan operator lain.

Ketua Kebijakan Strategis Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Teguh Prasetya pun menilai konsolidasi itu bagus buat keseimbangan industri seluler yang lebih kondusif dibandingkan dengan saat ini.

Menurutnya, jumlah operator telekomunikasi di Indonesia terlalu banyak. Negara lain di Asia rata-rata hanya memiliki tiga sampai empat operator telekomunikasi.

Menkominfo Rudiantara sebelumnya mengatakan konsolidasi industri telekomunikasi yang menggabungkan 7 operator seluler menjadi 3 operator seluler akan menciptakan iklim usaha yang lebih sehat.

Penurunan jumlah kompetitor, jelasnya, meningkatkan skala ekonomi di bisnis telekomunikasi sehingga operator seluler bisa menawarkan harga yang terjangkau tanpa mengganggu aliran dana perusahaan.

Inii membuat operator memiliki dana yang memadai untuk memelihara kualitas jaringan seluler dan untuk memperluas jangkauan jaringan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Pandu Gumilar
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper