Bisnis.com, JAKARTA — Broadcom melakukan berbagai cara untuk mengembangkan bisnisnya. Salah satunya termasuk dengan mewujudkan ambisi mengakuisisi kompetitor pembuat chipset, Qualcomm.
Seperti dilansir Reuters (6/2), Broadcom mengajukan penawaran senilai US$121 miliar untuk dapat mengambil alih Qualcomm. Bila Qualcomm menyetujui angka penawaran itu, akan terjadi akuisisi terbesar dalam sejarah industri teknologi.
“Qualcomm dan segenap dewan direksi tengah dalam situasi yang sulit, karena angka penawaran itu sangat menarik,” ujar analis GBH Insights Daniel Ives.
Dewan direksi Qualcomm sebelumnya pernah menolak tawaran akuisisi senilai US$ 105 miliar yang diajukan Broadcom.
Broadcom yang berbasis di Singapura juga merupakan meruakan produsen yang chipset dipergunakan untuk keperluan berbagai mulai dari ponsel hingga server.
Sementara Qualcomm merupakan penyedia komponen pabrikan ponsel pintar Samsung dan Apple. Hanya saja, Qualcomm mematenkan teknologinya untuk penyediaan broadband dan data. Model bisnis penjualan lisensi paten itu diperkirakan bakal semakin berkembang dengan adanya teknologi 5G nirkabel.
Hanya saja, Qualcomm belakangan tngah menghadapi sengketa perjanjian lisensi paten dengan Apple. Rencana akuisisi ini sangat untuk disimak pemegang saham dan pelaku industri ponsel pintar global.
CEO Broadcom Hock Tan berpendapat proposal yang diajukan perusahaannya merupakan tawaran akuisisi yang terbaik ketimbang opsi lain yang tersedia saat ini bagi Qualcomm.
“Dalam 30 tahun terakhir Qualcomm menggantungkan bisnis pada lisensi paten, sebuah model bisnis yang tidak berkelanjutan di zaman sekarang ini. Lebih baik menjual produk, seperti yang dilakukan Broadcom, sangat berhasil, dan menghasilkan keuntungan yang sangat baik untuk para pemegang saham Anda,” ujarnya.