Satu Unicorn Lagi Lahir Tahun Ini

N. Nuriman Jayabuana
Rabu, 31 Januari 2018 | 22:04 WIB
Startup/olpreneur.com
Startup/olpreneur.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia memperkirakan terdapat satu lagi perusahaan rintisan teknologi yang berlabel sebagai unicorn pada tahun ini. Unicorn seperti diketahui merupakan istilah yang merujuk kepada startup yang bervaluasi di atas US$1 miliar.

“Tahun ini, kelihatannya ada satu lagi yang menjadi unicorn, tahun depan juga satu lagi. Tinggal tunggu momentum saja,” ujar Wakil Ketua Amvesindo Donald Wihardja di Jakarta, Rabu (31/1).

Donald enggan berspekulasi startup dari sektor mana yang segera bertransformasi menjadi unicorn. Meski demikian, menurutnya perusahaan itu sudah menunjukkan laju pertumbuhan dan traction yang begitu pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Menurutnya, optimisme semakin banyak terlahirnya perusahaan rintisan teknologi bervaluasi miliaran dolar asal Indonesia semakin tumbuh. Terlebih awal tahun ini Google memastikan suntikan pendanaan kolektif yang diperkirakan sekitar US$1,2 miliar kepada Go-Jek.

“Sekarang bisa kita pastikan, tak perlu lagi bicara berapa ratus juta dolar yang masuk ke startup Indonesia, tapi sudah pada level billion dollars,” ujarnya.

Pemerintah meyakini Indonesia setidaknya dapat memiliki sebanyak 5 unicorn pada 2020. Saat ini sudah terdapat empat startup besutan talenta lokal yang berstatus unicorn, yaitu Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.

“Dengan satu tambahan unicorn tahun ini artinya target minimal lima unicorn pada 2020 pasti terealisasi lebih cepat dari perkiraan,” ujarnya.

Donald menyatakan sekarang terdapat sekitar 90 perusahaan rintisan yang tumbuh pesat dan membutuhkan pendanaan seed funding, seri A, maupun seri B.

Donald menyatakan saat ini Amvesindo punya sekitar 90 startup potensial. Mereka siap menerima pendanaan dari seri awal hingga seri B.

Hanya saja, kemampuan dukungan pendanaan modal ventura lokal masih terbatas pada pendanaan seri A yang mencapai US$5 juta. “Persoalannya adalah kapasitas venture capital lokal kita belum punya kapasitas funding yang cukup besar. Jadi modal ventura lokal memerlukan mitra regional fund yang paling tidak punya kapasitas fundraising lebih tinggi, supaya startup kita bisa terdanai dan tumbuh sampai besar,” ujarnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper