Bisnis.com, JAKARTA — Gringgo bakal memperluas jangkauan layanannya ke luar Bali. — Perusahaan rintisan teknologi penyedia solusi pengelolaan sampah itu kini hanya beroperasi di area Denpasar.
Pendiri sekaligus Chief Technology Officer Gringgo Febriadi Pratama menargetkan penggunaan aplikasi itu dapat dipergunakan pada sejumlah kota lain di Indonesia pada tahun ini.
“Mudah-mudahan tahun ini sudah bisa diperluas ke beberapa kota lain di luar Bali, tapi mungkin belum sampai kota sepadat Jakarta atau Bandung. Mungkin terlebih dulu ke kota-kota yang tidak terlalu crowded yang populasinya sekitar 500.000—2 juta penduduk,” ujarnya kepada Bisnis belum lama ini.
Gringgo merupakan salah satu platform teknologi digital yang memungkinkan pengguna memperoleh jasa penjemputan sampah ke rumah dengan tarif tertentu. Bukan sebatas itu, pengguna aplikasi dapat memantau secara real time mulai dari proses pengangkutan sampai ke tempat pembuangan akhir dan pendauran ulang.
Menurutnya, salah satu permasalahan yang banyak dihadapi kota besar merupakan manajemen pengelolaan sampah. Pemegang kebijakan kota besar umumnya tidak memiiki data yang valid terkait volume sampah yang dihasilkan per hari. Begitu juga dengan sistem pengolahan sampah yang belum terintegrasi.
“Itu yang bisa diselesaikan dengan teknologi. Skala ekonomis pengelolaan sampah itu besar sekali tapi banyak yang enggak lihat,” ujarnya.
Febri menyatakan aplikasi Gringgo menghubungkan seluruh pihak yang terlibat dengan pengelolaan sampah, baik pemulung maupun private collector sampah. Platform itu meneruskan permintaan pengguna kepada pengangkut sampah yang berada di area itu. “Kita hanya bawa tools teknologi,” ujarnya.
Layanan tersebut, ujarnya, memungkinkan penyediaan data volume sampah harian yang valid. Data itu dapat dipergunakan pemerintah untuk menentukan kebijakan lingkungan yang lebih terfokus.
Platform yang dibangun sejak 2015 lalu itu begitu potensial dipergunakan dalam skala yang lebih luas. Terlebih, Indonesia diklaim sebagai negara polutan plastik kedua terbesar di Asia setelah China.
Baca Juga XL Bersiap Jelang Asian Games |
---|
“Prinsipnya, kami yakin sampah itu ada nilainya secara komersial. Bisa lebih banyak yang dapatkan uang untuk hidup sejak dari pengambilan sampah maupun proses recycle dengan pungutan yang terukur,” ujarnya.
Febri memprioritaskan pengembangan kualitas sistem sebelum memperluas jangkauan layanan Gringgo. Berbagai peluang kerjasama dengan pemerintah daerah maupun corporate partner juga tengah diburu untuk mewujudkan ekspansi layanan Gringgo.