Chatbot Dongkrak Pendapatan Kata.Ai 36 Kali

Agne Yasa
Selasa, 12 Desember 2017 | 18:15 WIB
Bagikan

JAKARTA — Kata.ai mengklaim berhasil meningkatkan pendapatannya sebesar 34 kali lipat dalam satu tahun terakhir.

Perusahaan rintisan di bidang kecerdasan buatan tersebut tahun depan akan mempertahankan strategi memanfaatkan kecerdasan buatan lewat chatbot.

“Kami ingin maturing market di Chatbot, fokus ke chatbot, messaging platform, teks dan voice, brand ke konsumen,” ujar Co-founder dan CMO Kata.ai Reynir Fauzan, Selasa (12/12/2017).

Dalam 1 tahun, jumlah orang yang berinteraksi dalam percakapan dengan chatbot karya Kata.ai telah melampaui 26 juta orang dengan total pertukaran pesan lebih dari 200 juta pesan.  

Kata.ai meyakini kecerdasan buatan sebagai pendorong bisnis dan kewirausahaan pada masa yang akan datang. Salah satu chatbot yang baru saja diluncurkan Kata.ai adalah Jemma untuk Unilever. Per Desember 2017, Jemma sudah berteman dengan 1,7 juta pengguna Line.

Melalui chatbots, Kata.ai telah menggandeng perusahaan di industri telekomunikasi, konsultasi, perbankan, dan ritel.   

CEO Kata.ai Irzan Raditya, mengatakan revolusi teknologi telah melahirkan banyak bisnis yang dibangun dari aplikasi mobile.

Untuk itu, pihaknya ingin memberdayakan generasi entrepreneur berikutnya untuk menciptakan terobosan dengan chatbot. Mereka menyebut generasi baru ini sebagai botpreneurs.  

Perusahan rintisan ini mendapatkan pendanaan seri sebesar US$3,5 juta atau Rp47,4 miliar pada Agustus 2017 yang dipimpin oleh Trans Pacific Technology Fund (TPTF) Taiwan.

Kata.ai juga baru memperkenalkan Kata Bot Platform yang bertujuan untuk membantu developer dan pelaku usaha dalam mengembangkan chatbot secara lebih mudah. 

Chatbot sendiri adalah suatu program kecerdasan buatan yang dirancang untuk dapat berinteraksi seperti manusia melalui percakapan. Program ini bertujuan untuk memudahkan mencari informasi atau menjalankan suatu fungsi.

Kata Bot Platform menyediakan kerangka kerja yang mengintegrasikan  pengelolaan, infrastruktur, dan machine learning untuk proses pengembangan chatbot dari awal hingga akhir. Program ini mampu menghadapi tantangan manajemen konteks, manajemen kanal, dan natural processing language.

Accenture memprediksi kecerdasan buatan akan menjadi alat utama yang dimanfaatkan untuk membangun brand awaranes dalam 5 tahun ke depan.

Perusahaan raksasa konsultasi global ini meyakini dalam tujuh tahun kecerdasan buatan akan lebih banyak berperan dalam aktivitas manusia sehari-hari. Dalam 10 tahun, asisten digital juga akan

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Agne Yasa
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper