Alibaba Akan Investasi di Startup Kecerdasan Buatan SenseTime

Agne Yasa
Jumat, 1 Desember 2017 | 01:35 WIB
Vice Chairman & Co-founder Alibaba, Joe Tsai, dalam acara welcome dinner 11.11 Global Shopping Festival 2017 di Pudong Shangri-La, Shanghai, Jumat malam (10/11/2017)/Bisnis - Yusran Yunus.
Vice Chairman & Co-founder Alibaba, Joe Tsai, dalam acara welcome dinner 11.11 Global Shopping Festival 2017 di Pudong Shangri-La, Shanghai, Jumat malam (10/11/2017)/Bisnis - Yusran Yunus.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Alibaba Group Holding Ltd. sedang dalam diskusi untuk menginvestasikan sekitar 1,5 miliar yuan atau US$227 juta untuk menjadi investor terbesar bagi startup pengenalan wajah asal China yaitu SenseTime, dilansir dari Bloomberg, Kamis (30/11/2017).

SenseTime disebutkan memiliki valuasi lebih dari US$2 miliar dan didukung oleh Qualcomm Inc. Jika kesepakatan berhasil, miliarder Jack Ma akan mengumpulkan dua perusahaan rintisan pengenalan wajah utama ke dalam kerajaan bisnisnya termasuk Alipay, operator dari Ant Financial.

Layanan pinjaman dan pembayaran daring ini telah menjadi investor di Megvii Inc.’s Face++, dimana bulan ini dikabarkan mengumpulkan pendanaan US$460 juta untuk melakukan riset berkelanjutan dari kecerdasan buatan (AI).

Teknologi ini secara cepat diadopsi di seluruh layanan keuangan, toko bahan makanan dan dalam pengawasan polisi.

SenseTime tergabung di Hong Kong namun beroperasi terutama di daratan China. Alibaba menolak berkomentar terkait hal ini.

SenseTime pada Juli ini, mengumpulkan pendanaan US$410 juta dalam seri B. Hal ini menjadi cerminan peningkatan minat dari evolusi kecerdasan buatan di dunia.

Pemerintah China mendorong perkembangan teknologi ini di level nasional dan berkeinginan menjadi pemimpin industri pada 2030. Lima tahun setelah itu, pemerintah mengklaim industri kecerdasan buatan akan menciptakan 400 miliar yuan dalam kegiatan ekonomi.

Raksasa teknologi domestik dari Alibab hingga Tencent Holdings Ltd. dan Baidu Inc juga masuk dalam area ini. Selain untuk penggunaan pengawasan kepolisian, pengadilan di Shanghai menggunakan sistem kecerdasan buatan untuk menilai keabsahan bukti kasus kriminal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Agne Yasa
Editor : Rustam Agus
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper