Bisnis.com, JAKARTA—Laporan Fraud Management Insights 2017 mengungkapkan 50% konsumen Indonesia pernah mengalami penipuan saat melakukan transaksi digital.
Laporan tersebut digagas oleh firma riset Experian yang meliputi 11 perusahaan dengan pendapatan di atas US$10 juta pada sektor jasa keuangan, ritel dan telekomunikasi serta 300 konsumer secara acak di Indonesia.
Kepala Divisi Fraud & Identity Experian APAC, Nick Wilde mengatakan rendahnya tingkat kepercayaan konsumen dapat berimbas fatal pada pelaku bisnis karena mempengaruhi kondisi pasar secara keseluruhan.
Wilde pun menambahkan Indonesia merupakan target empuk kejahatan siber yang terorganisir, sebab tingkat toleransi konsumen yang tinggi atas penipuan yang terjadi pada transaksi digital.
Misalnya saja Maryanto (27), karyawan swasta, merasa tidak perlu komplain atas barang yang tidak sesuai gambar setelah transaksi daring terjadi. Hal itu menurutnya, membuang waktu dan menguras tenaga.
Wilde mengatakan saat ini mata uang paling fundamental adalah kepercayaan. Bukan mata uang fisik seperti dollar, yuan atau rupiah.
Baca Juga Whatsapp Batal Diblokir |
---|
"Kepercayaan adalah hal yang penting pada dunia digital. Indonesia terus mendigitalisasi banyak sektor, penting bagi organisasi dan regulator untuk menjaga tingkat kepercayaan konsumen yang tinggi," kata Wilde.