Bisnis.com, JAKARTA — Munculnya kecerdasan buatan (artificial intelligence) dinilai bisa menjadi peristiwa terburuk dalam sejarah peradaban manusia, kecuali masyarakat menemukan cara untuk mengendalikan perkembangannya.
Dalam sebuah diskusi di konferensi teknologi Web Summit di Lisbon, Portugal, pakar fisika teoretis Stephen Hawking mengatakan secara teori komputer dapat meniru dan bahkan melampaui kecerdasan manusia.
Di sisi lain, Hawking mengemukakan potensi kecerdasan buatan untuk membantu membalikkan efek kerusakan yang terjadi pada alam, maupun memberantas kemiskinan dan penyakit, dengan setiap aspek pada perubahan di masyarakat. Namun, dia juga mengakui adanya ketidakpastian di masa depan.
Baca Juga Saraf Tiruan Untuk Smartphone |
---|
“Keberhasilan dalam menciptakan artificial intelligence yang efektif, bisa menjadi peristiwa terbesar dalam sejarah peradaban kita. Atau yang terburuk. Kita tidak tahu. Kita tidak dapat mengetahui apakah kita akan terbantukan oleh kecerdasan buatan secara tak terbatas, diabaikan olehnya atau mungkin hancur karenanya,” ujar Hawking, seperti dikutip dari laman CNBC, Selasa (7/11/2017).
“Jika kita tidak belajar bagaimana mempersiapkan diri serta menghindari potensi risiko, artificial intelligence bisa menjadi peristiwa terburuk dalam sejarah peradaban kita,” tegasnya.
Kecerdasan buatan disebut dapat membawa risiko bahaya seperti senjata otonom yang kuat atau cara baru bagi beberapa orang untuk menindas banyak orang. Tak hanya itu, kecerdasan buatan juga bisa menyebabkan gangguan besar terhadap perekonomian.
Baca Juga Ini Mesin Cerdas Huawei |
---|
Menurut Hawking, demi menghindari potensi tersebut para pembuat kecerdasan buatan perlu menerapkan praktik terbaik dan manajemen yang efektif.
Ilmuwan berusia 75 tahun tersebut kemudian menyoroti legislatif di Eropa, terutama proposal yang diajukan oleh para pembuat kebijakan awal tahun ini untuk menetapkan peraturan baru terkait AI dan robotika. Sejumlah anggota Parlemen Eropa mengatakan dibutuhkan peraturan yang berlaku di Uni Eropa untuk isu ini.
Perkembangan tersebut pun memberi Hawking harapan. “Saya optimistis dan percaya bahwa kita dapat menciptakan artificial intelligence demi kebaikan dunia. Bahwa kecerdasan buatan bisa berjalan seiringan dengan kita. Kita hanya perlu menyadari dan mengidentifikasi risiko, menerapkan praktik dan manajemen terbaik, serta mempersiapkan konsekuensinya jauh-jauh hari sebelumnya,” kata Hawking.
Ini bukan pertama kalinya Hawking memperingatkan tentang bahaya artificial intelligence. Pria yang dikenal kontribusinya atas teori kosmologi dan gravitasi kuantum ini menyuarakan kekhawatiran terhadap kecerdasan buatan bersama sejumlah tokoh penting di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi lainnya.
CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk baru-baru ini mengatakan bahwa kecerdasan buatan dapat menyebabkan perang dunia ketiga. Musk bahkan mengusulkan agar manusia harus berpadu dengan mesin agar tetap relevan di masa depan.
Memiliki pandangan yang berbeda, CEO Facebook Mark Zuckerberg dalam suatu kesempatan menyatakan optimismenya tentang masa depan kecerdasan buatan berikut kontribusinya terhadap dunia yang lebih baik.