Bisnis.com, JAKARTA—Penggunaan mobile advertisement di Tanah Air saat ini tidak hanya dilakukan oleh bisnis perjalanan dan e-commerce, tetapi mulai merambah ke sektor fintech dan transportasi yang memiliki aplikasi.
Julie Huang, Senior Manager Business Development Glispa Global Group Kawasan Asia Tenggara dan India, mengatakan mobile advertisement lebih mudah diukur sehingga perusahaan bisa dengan cepat mendapatkan feedback dari kegiatan belanja iklan. Selain itu, data yang ada dapat menjadi bahan untuk melakukan kampanye program perusahaan selanjutnya.
“Kini sektornya semakin luas apalagi perusahaan start up, yang memliki life cycle lebih pendek karena ingin buru-buru meminta dana dari investor,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (11/10/2017).
Perkembangan sektor ini pun sejalan dengan semakin tumbuhnya industri mobile advertisement. Indonesia diperkirakan dapat tumbuh lebih cepat dari pada India dan China, yang lebih dulu mengenal mobile advertisement. Hal ini disebabkan banyaknya perusahaan yang mengambil tenaga yang memahami industri tersebut dari luar negeri.
Selain itu, pertumbuhan mobile advertisement juga dipicu oleh karakteristik budaya Indonesia yang menyukai sesuatu yang masif. Di antara negara kawasan Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara yang mengunduh aplikasi dengan jumlah terbanyak secara rata-rata.
Strategi itu terbukti di banyak e-commerce yang berhasil meningkatkan keterlibatan pengguna yang terukur melalui pembelian di aplikasi perusahaan tersebut.
"Jadi dari konten dan desainnya itu harus lebih meriah dan juga promotion yang bisa menarik pengguna," tuturnya.