Bisnis.com, JAKARTA — Sedang mencari kamera instan untuk memuaskan hasrat berfoto ketika berkumpul dengan teman atau bepergian berkeliling Indonesia?
Saat ini, kamera instan buatan Fujifilm sedang merajai pasar karena relatif tidak memiliki tandingan. Perusahaan asal Jepang itu pun belum lama ini meluncurkan seri terbaru yaitu SQ10. Lalu, bagaimana review dari kamera instan ini?
The Verge melansir Jumat (2/6) bentuk filmnya yang lain dari kamera-kamera instan Fujifilm sebelumnya bukanlah satu-satunya yang membuat SQ10 berbeda. Dengan harga US$279, atau sekitar Rp3,6 juta, kamera ini memang memiliki film berbentuk kotak. Padahal, seri-seri sebelumnya selalu berbentuk persegi panjang.
Perbedaan lainnya adalah SQ10 juga merupakan sebuah kamera digital. Pengembangan ini dilakukan untuk membuatnya tetap menarik di era-Instagram.
Kamera tersebut memunyai sensor CMOS dengan ukuran 3,7 megapixel. Sayangnya, ukuran tersebut jauh di bawah kamera profesional maupun smartphone yang Anda punya.
Hal ini membuat foto yang diambil memiliki resolusi yang rendah dan kadang tidak hidup. Meski memang jika dicetak langsung dalam film instan masih terlihat baik.
Dalam hal pengambilan foto, ada dua cara yang dapat dilakukan pengguna. Mode manual berarti pengguna hanya mengambil gambar secara digital. Anda bisa mengambil sekitar 50 foto dan menyimpannya di memori kamera atau menggunakan kartu micro SD. Kartu berukuran 32GB kira-kira bisa menyimpan lebih dari 20.000 foto.
Jika menggunakan mode ini, pengguna bisa berkreasi lebih lama karena ada 10 filter yang dapat dipilih. Plus, terdapat fasilitas untuk mengubah eksposure dan kadar vignette di foto yang diambil.
Sementara itu, mode auto berarti kamera tersebut beroperasi layaknya kamera Instax lainnya. Sebuah foto akan langsung dicetak begitu tombol shutter ditekan.
Tetapi, kekurangan lainnya adalah SQ10 tidak memiliki jaringan radio wireless. Sehingga, foto yang ada di kamera tidak bisa dicetak lewat handphone menggunakan fitur printer Fujifilm Instax Share. Bagi generasi Instagram, hal ini menjadi kelemahan.
Meski demikian, SQ10 tetap menarik untuk dimiliki. Seperti dengan kamera instan lainnya, orang-orang tetap bersemangat untuk berinteraksi dengan SQ10. Ketahanan baterai yang cukup lama pun membuat proses pengambilan gambar tetap menyenangkan.
Hanya saja, pengembangan mode kamera digital dalam SQ10 harus dilanjutkan agar pengalaman konsumen bisa lebih terasa. (AMA)