Bisnis.com, JAKARTA - Perkembangan e-commerce di Indonesia diperkirakan akan semakin tinggi mengingat pertumbuhan kelas menengah, serta tingginya budaya konsumsi, dan menjadi pengguna Internet terbesar keempat di Asia.
Selain itu juga didukung kebijakan dari Pemerintah Indonesia, suntikan pendanaan dari investor dari dalam dan luar negeri bagi perusahaan-perusahaan e-commerce.
VP Sharma,Chief ExecutiveOfficer Mitra Adiperkasa (MAP) Group, mengatakan seluruh perkembangan itu menandakan keseriusan berbagai pihak untuk mempercepat akselerasi ekonomi digital di Tanah Air.
“Pertumbuhan e-commerce juga memacu pertumbuhan bisnis-bisnis pendukung lainnya, mulai dari logistik sampai pembayaran,” katanya Jumat (12/5/2017)
Dia menjadi salah satu pembicara dalam seminar di E-Commerce Summit and Expo (IESE) 2017 yang berlangsung di Indonesia Convention and Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang pada 9-11 Mei 2017.
Menurutnya, pertumbuhan industri e-commerce itu ternyata juga membuat para pemain industri ritel offline mulai merasa “tertekan” dengan perubahan sistem berbelanja konsumen tersebut.
Kondisi yang demikian itu, lanjutnya, dapat dilihat dari kasus tutupnya beberapa departement store maupun toko offline brand-brand besar dalam dua tahun terakhir ini di Amerika, China, maupun beberapa negara lain.
“Namun, hal ini hendaklah tidak dilihat sebagai satu ancaman melainkan sebagai satu perubahan yang bisa diterima dan diadaptasi oleh para pelaku bisnis retail,” ujarnya.
Sebab, lanjutnya, sampai saat ini secara global sebanyak 92% konsumen masih berbelanja langsung di toko, sementara di Indonesia bahkan masih mencapai 99% datang ke toko.