Dokumen Hacker : NSA Monitor Transfer Bank Lewat SWIFT

Demis Rizky Gosta
Sabtu, 15 April 2017 | 18:37 WIB
Ilustrasi/youtube
Ilustrasi/youtube
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Dokumen hasil retasan menunjukkan pemerintah Amerika Serikat memiliki akses untuk memonitor aliran dana antara beberapa bank di Timur Tengah dan Amerika Selatan.

Reuters melaporkan sebuah grup peretas yang menyebut diri mereka sebagai The Shadow Bonkers merilis dokumen dan kode komputer hasil retasan mereka ke publik pada Jumat (14/4/2017).

Dokumen tersebut menunjukkan badan keamanan Amerika Serikat, National Security Agency (NSA) memiliki kemampuan untuk mengakses sistem pengiriman pesan antar bank yang diberi nama SWIFT.

Baca Juga Kinerja BPR

SWIFT adalah kependekan dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunications. SWIFT memberikan setiap instansi finansial kode unik yang tediri dari 8–11 karakter sebagai tanda pengenal.

Bank bisa memanfaatkan jaringan SWIFT untuk mengirimkan pesan kepada bank lain menggunakan kode identifikasi tersebut, termasuk kode pengiriman uang antar bank. Dana yang mengalir lewat sistem SWIFT mencapai triliunan dolar setiap hari.

SWIFT yang berbasis di Belgia menyatakan dokumen dan kode yang dirilis oleh The Shadow Bonkers tidak berisiko tinggi terhadap kerahasiaan dan keamanan.

Baca Juga Kelaparan Somalia

Perusahaan tersebut menyatakan SWIFT secara periodik merilis pembaruan sistem keamanan dan menginstruksikan bank pengguna untuk mengatasi ancaman keamanan siber.

“Kami mengaruskan setiap klien kami menerapkan pembaruan keamanan dalam waktu yang telah ditentukan,” papar SWIFT kepada Reuters.

SWIFT menyatakan tidak ada bukti jaringan utama SWIFT bisa diakses oleh pihak tidak berwenang. Namun, perusahaan tersebut tidak menyangkal ada kemungkinan sistem pengiriman pesan beberapa bank pengguna SWIFT telah ditembus.

Dokumen yang dirilis peretas menunjukkan NSA menembus akses SWIFT lewat perusahaan yang biro pelayanan. Biro pelayanan adalah perusahaan yang menyediakan akses ke sistem SWIFT kepada instansi lebih kecil atau melakukan transfer uang atas nama perusahaan-perusahaan kecil tersebut.

“Jika anda bisa meretas biro pelayanan, artinya anda memiliki akses terhadap seluruh klien mereka, seluruh bank klien mereka,” kata Matt Suiche dari Comae Technologies.

Reuters menyatakan upaya mengganggu aliran uang dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan beberapa lokasi lain ke Al Qaeda, Taliban, dan grup militan lain di Afghanistan, Pakistan, dan negara lain merupakan prioritas utama AS dan agen intelejen sekutu sejak awal 1990-an.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Rustam Agus
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper