Bisnis.com, JAKARTA - Telkomtelstra, perusahaan joint venture antara PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom Indonesia) dan Telstra Corporation Limited (Telstra) asal Australia menargetkan peningkatan pelanggan korporasi seiring dengan bertambahnya produk.
Ernest Vincent Hutagalung, Chief Financial Officer Telkomtelstra, mengatakan dari 70 korporasi yang telah menjadi pelanggan Telkomtelstra, nilai kontrak yang diraih mencapai Rp260 miliar untuk waktu tiga hingga lima tahun mendatang.
“Tahun ini diharapkan dengan produk baru, secara kontrak akan bertambah lagi,” ujar Ernest di Jakarta pada Rabu (15/3).
Baca Juga Harga Emas Dibuka Menguat |
---|
Sementara itu, Agus F. Abdillah, Chief Product & Synergy Officer Telkomtelstra mengungkapkan, dibutuhkan akselerasi transformasi digital dengan masih rendahnya penetrasi perusahaan untuk menggunakan layanan berbasis teknologi dalam proses bisnisnya.
"Sejak 2016 hingga saat ini, Telkomtelstra telah melayani 70 pelanggan dengan jumlah pengelolaan jaringan komunikasi data mencapai 7.000 cabang. Namun, ini masih jauh jika dibandingkan potensi pasar dimana pelanggan Telkom Indonesia mencapai 1.200," ujar Agus.
Telkomtelstra sendiri memberikan layanan Manage Network Service, Managed Cloud Services (MCS) termasuk solusi hybrid cloud, Managed Security Services (MSS) dan Unified Communications and Collaboration (UC&C).
"Servis ini sebenarnya dibutuhkan namun masih ada kendala seperti gap antara perceived values dan cost yang harus dikeluarkan,” katanya.
Selain itu, dia menambahkan tidak semua memahami transformasi digital, dimana ada anggapan bahwa perusahaan yang dapat mengoperasikan sendiri masih jadi kebanggaan dan ada ketakutan keamanan data jika dikelola pihak ketiga.
Oleh karena itu, Telkomtelstra mendorong transformasi digital yang akan dilakukan melalui sejumlah workshop untuk edukasi perusahaan sebagai cara untuk mengakselerasi transformasi digital ini. Agus mengungkapkan saat ini pelanggan Telkomtelstra didominasi dari sektor finansial.
Baca Juga Kajian Pabrik Gula Rampung Akhir Maret |
---|
“Untuk perusahaan dengan keterbatasan IT tetapi dengan ekspansi mengharuskan transformasi cepat, pelanggan bisa langsung merasakan value dari layanan kami. Berbeda dengan perusahaan besar yang memiliki tim IT, kami lebih mendorong bergeser pada IT operation ke inovasi IT,” jelasnya.