Bisnis.com, BEIJING - Layanan buku dan film daring Apple di China menghadapi masa suram setelah negeri tirai bambu tersebut pada Maret lalu memperkenalkan peraturan yang memberlakukan pembatasan secara ketat terhadap penerbit online, khususnya untuk perusahaan-perusahaan asing.
Reuters, yang pada Jumat (22/4/2016) mencoba mengakses layanan iBooks Store dan iTunes Movies mendapatkan pesan dalam bahasa China yang mengatakan bahwa layanan tersebut tidak dapat digunakan.
New York Times melaporkan bahwa regulator media China meminta Apple untuk menghentikan layanan mereka. Sementara itu, pihak regulator tidak merespons ketika Reuters mencoba mengirimkan fax untuk bertanya lebih jauh.
“Kami berharap bisa kembali menghadirkan layanan buku dan film kami kepada pelanggan di China,” kata seorang juru bicara Apple di Beijing seperti dikutip dari Reuters.
China, termasuk Taiwan dan Hongkong merupakan pasar terbesar kedua Apple dalam hal pendapatan yang didorong oleh popularitas iPhone di pasar smartphone terbesar di dunia itu.
Dalam rangka membentuk opini publik, Presiden Xi Jinping memberlakukan pengetatan kontrol atas media dan Internet dan berupaya untuk menyusun kebijakan hukum mengenai hal ini.
Pada awal bulan ini Amerika Serikat bahkan melabeli sensor Internet yang berlaku di China sebagai penghalang perdagangan.
AS menyebutkan semakin parahnya sensor yang diberlakukn di negeri tersebut menyebabkan dampak buruk terhadap bisnis perusahaan-perusahaan Amerika.
Sementara itu, pihak China menyebutkan pembatasan Internet sangat diperlukan guna memastikan keamanan seiring meningkatnya ancaman terorisme dan ideologi asing yang bisa mengguncang negeri itu.