Generasi Milenial Ikut Bangun Ekonomi Lewat Dunia Digital

Ropesta Sitorus
Sabtu, 5 Maret 2016 | 00:53 WIB
Internet/Ilustrasi
Internet/Ilustrasi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Generasi milenial diprediksi bakal menjadi yang terbesar dari populasi di Indonesia pada 2020 serta akan ikut membangun ekonomi lewat dunia digital. Generasi milenial atau generasi digital native yakni kalangan muda yang banyak melakukan aktivitas kehidupan mereka melalui internet.

Menurut catatan Yoris Sebastian dari OMG Consulting, pada 2020, jumlah usia produktif melonjak hingga 50-60 persen. Kini jumlah usia produktif 15-35 tahun sudah mencapai 40 persen.

“Untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia sejak Indonesia merdeka, satu generasi muda sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi di Indonesia,” kata Yoris dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Kamis (3/3/2016).

Hal ini diperkuat oleh data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2014 – 2015 yang menunjukkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 254,9 juta jiwa dengan jumlah angkatan kerja 128,30 juta jiwa.

Perkembangan generasi muda baru itu berjalan seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Segala aktivitas mereka selalu bersentuhan dengan internet.

Gaya hidup anak muda yang lahir pada tahun 1990-an sampai 2000-an pun ikut berubah karena mereka lahir dan tumbuh dengan nyaman dalam lingkungan serba digital.

“Mereka menentukan mau dibawa ke mana arah perekonomian kita pada lima tahun mendatang. Untuk itu kita harus benar-benar mendalami karakter dan gaya hidup mereka, agar tidak menjadi malapetaka bagi kita,” tambahnya.

Generasi ini menemukan caranya sendiri untuk terhubung dan terkoneksi dengan orang lain lewat sosial media, seperti Twitter, Facebook, Path, dan sebagainya. Jarak kian memendek, semua saling terkoneksi. Mereka mengubah tatanan nilai dan gaya hidup selama ini menjadi serba digital.

Survei kumpulan data obrolan di Twitter yang dilakukan Provetic selama dua bulan mulai 1 Desember2015 -31 Januari 2016 menunjukkan rentang usia 20 – 24 tahun menjadi usia user terbesar (45%) dari total responden sebanyak 4670 akun. 

Dari survei ini terlihat karakter unik lainnya tentang skala prioritas dari keinginan mereka. Selain memasukkan ‘memiliki rumah’ dan ‘bisnis’ di Top Wish List; perilaku konsumtif untuk belanja, traveling, membeli tiket konser dan film juga menjadi prioritas utama mereka.

Dengan adaptasi teknologi, ide kreatif, dan orisinil untuk mengakomodir semua aktivitas mereka jadi lebih mudah, muncul berbagai inovasi gaya hidup digital yang revolusioner.

Adaptasi digital yang tinggi ini telah membawa perubahan gaya hidup digital dalam melaksanakan rutinitas sehari-hari, dari cara berkomunikasi, interaksi melalui jejaring sosial, transaksi pembayaran hingga belanja kebutuhan sehari-hari.

“Dengan perkembangan teknologi digital yang semakin canggih, maka milenial ikut membangun ekonomi lewat dunia digital. Tumbuhnya ekosistem digital ikut membangun kekuatan ekonomi baru, ujar Iwan Setyawan, CEO Provetic.

Pemerintah, melalui Badan Ekonomi Kreatif juga telah mendukung langkah kaum milenial lewat peta jalan e-commerce. Penetapan ini menjadi program nasional yang diluncurkan akhir Januari 2016.

Menurut data Departemen Perdagangan RI, pada tahun 2016, nilai bisnis eCommerce di Indonesia diperkirakan bisa mencapai  Rp 120 triliun, dan bisa mencapai Rp 140 triliun dan dalam tiga tahun ke depan. 

Dengan penguasaan teknologi digital, ide orisinal dan kreativitas, kebebasan berekspresi yang mereka miliki, dan dukungan stakeholders, nantinya akan membentuk masyarakat Indonesia yang lebih maju di level Asia.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper