5Potensi Perusahaan e-Commerce Go Public
Kepala Riset PT Nung Hyup Koorindo Securities Indonesia Reza Priyambada menilai investor bakal mempertimbangkan kinerja perusahaan e-commerce yang berencana menggelar IPO di lantai bursa. Pelaku pasar dipastikan bakal menghitung kinerja yang dihasilkan oleh calon emiten.
Baginya, e-commerce tidak jauh berbeda dengan bisnis ritel di dunia nyata. Tetapi, di mata investor, bisnis e-commerce belum ada yang mampu memperlihatkan hasil signifikan dari kinerja mereka.
"Untuk beberapa merek seperti Tokopedia, Elevenia, Zalora, Mataharimall dan Lazada secara nama sudah banyak dikenal. Tapi dari sisi kinerja belum bagus. Apakah investor mau membeli saham mereka?Belum tentu," katanya.
Perusahaan e-commerce, sambungnya, harus berinvestasi yang tidak sedikit. Mereka harus merogoh kocek untuk server, sistem, hingga branding.
Pelaku pasar, katanya, ingin mengetahui imbal hasil yang diperoleh saat mereka membenamkan dananya dalam saham perusahaan e-commerce. Nilai investasi perusahaan e-commerce akan dikalkulasi dengan perolehan profit dari bisnis tersebut oleh calon investor.
Menurutnya, perusahaan e-commerce bakal memberikan return dari revenue setidaknya dalam waktu 6 bulan hingga 1 tahun setelah berdiri. Kemudian, perusahaan e-commerce baru akan memberikan profit setelah 2-3 tahun berdiri.
Analis PT Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih secara terpisah menambahkan perusahaan e-commerce berpotensi untuk IPO apabila telah memberikan profit. Namun, sampai saat ini, perusahaan e-commerce belum menunjukkan imbal hasil yang signifikan bagi investor.
"Kalau melihat beberapa e-commerce sempat sukses dibeli oleh perusahaan luar. Ada profit di sana bagi pemegang saham, meski tidak mudah karena persaingan perusahaan startup ketat sekali," paparnya.
Menurutnya, banyak perusahaan e-commerce di Tanah Air belum memberikan pundi-pundi keuntungan. Namun, sejumlah startup atau e-commerce sudah diborong oleh investor strategis asing.
Bagi perusahaan e-commerce yang hendak IPO, katanya, akan sulit lantaran pelaku pasar masih menilai profitabilitas dari investasi mereka. Perusahaan yang masih dalam tahap awal dan belum memberikan laba, dipastikan akan sulit untuk melantai di pasar modal.
Lalu, apakah pertaruhan konglomerat dan taipan di bisnis e-commerce itu bakal berbuah manis?