Bisnis.com, JAKARTA - IBM pada hari ini Selasa (13/10/2013) mengumumkan hadirnya sebuah perusahaan konsultasi yang pertama di industri untuk membantu pelanggan merealisasikan manfaat bidang usaha kognitif yang sedang berkembang.
IBM Cognitive Business Solutions memperluas kepemimpinan IBM Watson di ranah kognitif dan kepemimpinan pasarnya di sektor analitik bisnis. Pelayanan baru ini didukung oleh lebih dari 2.000 tenaga konsultan profesional di bidang pembelajaran mesin, analitik canggih, pengembangan dan ilmu data, selain tenaga spesialis di bidang manajemen perubahan dan industri. Tujuannya adalah untuk mempercepat perjalanan para pelanggan ke bidang usaha kognitif.
Kognitif adalah suatu model komputasi baru yang meliputi berbagai inovasi teknologi di bidang analitik, pemrosesan bahasa alami dan pembelajaran mesin. IDC, sebuah perusahaan analis industri terkemuka, memprediksikan bahwa pada 2018 sekitar 50% dari pelanggan akan berinteraksi secara rutin dengan pelayanan-pelayanan yang berbasis komputasi kognitif.
"Kerja sama kami dengan para pelanggan di berbagai industri membuktikan bahwa komputasi kognitif adalah salah satu jalan menuju beragam peluang bisnis di waktu mendatang," jelas Bridget van Kralingen, wakil presiden senior, IBM Global Business Services.
Menurutnya, para pelanggan menyadari bahwa mereka mengumpulkan dan menganalisis semakin banyak data, tetapi hanya 80% dari data yang ada - gambar, suara, tulisan, rumus kimia, istilah sosial - tidak dapat dijangkau oleh sistem komputasi tradisional.
"Kami memanfaatkan berbagai keahlian untuk menjembatani kesenjangan ini dan membantu pelanggan-pelanggan kami menjadi bank, peritel, perusahaan otomotif, perusahaan asuransi, atau perusahaan perawatan kesehatan kognitif."
Sebuah survei terhadap 5.000 eksekutif kelas C yang dirilis musim gugur ini oleh IBM's Institute for Business Value (IBV) menemukan bahwa para eksekutif dari perusahaan-perusahaan-perusahaan terbaik lebih memprioritaskan kemampuan kognitif dibanding pesaing mereka.
Berikut ini temuan dari penelitian IBM di industri tertentu.
- Asuransi. Sebanyak 65% CXO di industri ini sedang menginovasikan model bisnis mereka, tetapi hampir 30% di antaranya merasa kualitas, ketepatan dan kelengkapan data perusahaan mereka tidak memadai. Hampir semua mengatakan bahwa mereka berencana untuk berinvestasi dalam kemampuan kognitif.
- Ritel. 60% dari eksekutif di industri ritel merasa tidak yakin bahwa perusahaan mereka dapat menghantarkan pengalaman pribadi yang diinginkan pelanggan, dan 95% mengatakan bahwa mereka memiliki rencana di bidang kognitif dalam waktu 5 tahun ke depan.
- Perawatan Kesehatan. Industri ini meramalkan bahwa akan ada kekurangan sekitar 13 juta tenaga kerja perawatan kesehatan pada 2035, dan lebih dari 50% CXO industri ini melaporkan bahwa kendala-kendala dalam menggunakan informasi yang ada membatasi kepercayaan diri mereka ketika mengambil keputusan bisnis strategis. Sebanyak 84% dari mereka percaya bahwa kognitif akan menjadai kekuatan dahsyat di industri ini dan 95% berencana berinvestasi di bidang kognitif dalam kurun waktu 5 tahun mendatang.
- Hampir di semua industri, para eksekutif yang disurvei IBM menyatakan bahwa kelangkaan kecakapan dan keahlian teknis merupakan kendala utama untuk mengadopsi kognitif - jauh melebihi kekhawatiran lain tentang keamanan, privasi atau kematangan teknologi.
Saat ini para konsultan IBM siap untuk membantu para pelanggan memulainya dengan berbagai penawaran dan penilaian kesiapan. Ini merupakan titik awal yang ekonomis untuk menjadi perusahaan-perusahaan kognitif.
"Tidak lama lagi kita akan melihat ke masa lalu dan bertanya bagaimana kita dapat mengambil keputusan penting atau menemukan peluang baru tanpa mempelajari semua data secara sistematis," tutur Stephen Pratt, global leader, IBM Cognitive Business Solutions.
Di dekade mendatang, transformasi ini akan bersifat pribadi karena para profesional seperti kami meningkatkan kapasitas IBM dengan menerapkan algoritme pembelajaran. Bagi pelanggan, sistem kognitif akan memungkinkan mereka untuk memenangkan persaingan.
Berikut ini pelanggan yang telah bekerja-sama dengan IBM untuk menjadi perusahaan kognitif.
- Ritel besar. IBM mengambangkan sebuah solusi kognitif yang menganalisis data pelanggan dalam konteks informasi dari berbagai sumber eksternal, termasuk cuaca setempat dan sentimen sosial terkini, untuk menentukan deviasi dalam permintaan produk tertentu, memberikan rekomendasi di berbagai bidang, mulai dari penggantian hingga penetapan harga, dan secara dramatis menyempurnakan peramalan permintaan.
- Asuransi konsumer. Sistem kognitif sebuah perusahaan asuransi konsumer menggunakan kemampuan bahasa alami Watson untuk menjawab berbagai pertanyaan dan memberikan saran tentang produk dan layanan perusahaan guna memberikan pengalaman online yang lebih menarik.
- Perawatan kesehatan. IBM bekerja sama dengan perusahaan perawatan kesehatan untuk menerapkan teknologi di bidang genomik guna mempercanggih pengobatan kanker dengan mempercepat proses analisa DNA untuk opsi pengobatan yang terpersonalisasi.
- Industri keuangan. IBM bekerja-sama dengan pelanggan untuk menerapkan kogitif guna mengelola resiko secara lebih baik, serta memberikan panduan dan opsi investasi yang terpersonalisasi.
- Di bidang pendidikan. Teknologi kognitif digunakan untuk mempersonalisasikan instruksi akademis dan mempercanggih pengalaman akademis, baik bagi siswa maupun guru.
IBM menawarkan pengalaman yang diraihnya dari 50.000 kerja sama analitik dan kecakapan yang dimiliki tenaga ahli ilmu data IBM, termasuk ribuan tenaga ahli di IBM Research dan unit-unit solusi IBM Analytics dan Watson, selain lebih dari 30.000 tenaga profesional di seluruh dunia yang tergabung dalam perusahaan konsultasi IBM Strategy and Analytics.
Pelayanan baru ini juga memanfaatkan kemampuan belajar dan berpikir komputasional yang dimiliki IBM Watson, yang merupakan investasi sebesar $1 milyar, untuk mempercanggih inovasi kognitif di berbagai industri. IBM akan melatih sekitar 25.000 konsultan dan praktisi IBM baru di bidang komputasi kognitif di musim gugur ini.
Tahun lalu, IBM menjalin kerja sama dengan Apple, Twitter, The Weather Channel dan Facebook guna menguak berbagai sumber data baru untuk kepentingan para pelanggan di seluruh dunia.