Bisnis.com, JAKARTA -- Senior Vice President dan Chief Technology Officer Ericsson memproyeksikan pada 2020 akan ada 9,5 pelanggan mobile yang melampai jumlah populasi, karean setiap orang memiliki lebih dari satu perangkat. Adapun penggunaan mobile broadband akan lebih besar lagi, dengan prediksi peningkatan hingga tiga kali lipat jumlah saat ini pada 2020 nanti
“Pada intinya ada tiga kali lipat jumlah manusia yang akan terkoneksi ke internet. Itu akan mentransformasi cara kita melakukan bisnis,” katanya.
Chief Technology Officer Asia-Pasifik dan Jepang CA Technologis Sthephan Trevor Miles mengatakan penggunaan software akan menjadi wajah utama bisnis yang ada saat ini. Dalam perkembangan dunia, beberapa perusahaan konvensional justru memiliki programmer lebih banyak ketimbang perusahaan yang fokus di urusan seperti Google maupun Microsoft.
“Ini kita sebut sebagai aplikasi ekonomi. Semua menjadi bisnis software. Bisnis ritel, perbankan, dan sektor-sektor lainnya, semuanya digerakan oleh dunia yang terkoneksi melalui aplikasi mobile, bukan oleh orang scara fisik,” kata Stephan, dalam diskusi Connect on the Digital Economy, World Economic Forum East Asia, Senin (20/4/2015).
Menurut Stephan, terkait revolusi bisnis tersebut, sangat banyak peluang bagi para pengusaha di Asean. Di Indonesia misalnya, melalui ecommerce, semua hal bisa dilakukan baik oleh start up, maupun oleh para penerus konglomerasi.
Beberapa strategi yang penting untuk menghadapi perubahan tersebut menurutnya a.l. perlunya managemen aset teknologi informatika sebagai aset bisnis; perusahaan harus berpikir layaknya pabrik software yang rutin merilis update; dan analisis progresif yang dilakukan untuk memastikan keputusan berdasarkan data.