Masa Depan Toko Online di Indonesia

Newswire
Jumat, 20 Maret 2015 | 14:43 WIB
Selanjutnya, toko online juga memudahkan dalam hal promosi, modal yang digunakan relatif kecil, operator atau tenaga kerja yang tak banyak, serta waktu yang fleksibel menjadi alasan atau pilihan utama para pebisnis online. /Bisnis.com
Selanjutnya, toko online juga memudahkan dalam hal promosi, modal yang digunakan relatif kecil, operator atau tenaga kerja yang tak banyak, serta waktu yang fleksibel menjadi alasan atau pilihan utama para pebisnis online. /Bisnis.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat kelas menengah Indonesia pasti mengenal nama-nama seperti Lazada, Zalora, Tokopedia, dan VIP Plaza. Mereka adalah sebagian contoh dari perusahaan perdagangan elektronik (e-commerce) yang berhasil memanfaatkan peluang pasar perdagangan tersebut di Indonesia.

Sementara itu, bagi mereka yang aktif di media sosial, pasti sering kali menemui tawaran-tawaran produk dan jasa, seperti perjalanan, fashion, kuliner, batu akik, dan bahkan asuransi. Mereka yang aktif menawarkan itu ada yang berbentuk perusahaan. Namun, ada juga individu yang memanfaatkan keunggulan teknologi saat ini.

Indonesia diakui mengalami pertumbuhan perdagangan dalam jaringan (daring) atau online dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan meningkatnya perkembangan infrastruktur teknologi informasi, seperti internet dan telepon pintar (smartphone).

Laporan pada tahun lalu menyebutkan bahwa dengan jumlah pengguna internet yang mencapai angka 82 juta orang atau sekitar 30% dari total penduduk di Indonesia, pasar perdagangan elektonik sangat menggoda bagi sebagian orang yang bisa melihat potensinya.

Pertumbuhan ini didukung dengan data dari Menkominfo yang menyebutkan bahwa nilai transaksi e-commerce pada 2013 mencapai Rp130 triliun. Meski demikian, sampai saat ini di Indonesia belum ada data yang pasti berapa jumlah toko online.

Diharapkan dengan selesainya penyusunan regulasi atau aturan turunan dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, yang merupakan payung hukum bisnis e-commerce, makin memperjelas apa dan bagaimana bisnis perdagangan elektronik itu berlangsung di Indonesia.

Dengan belum diterbitkannya aturan turunan dari UU Perdagangan tersebut, Kementerian Perdagangan minta kepada para konsumen untuk lebih proaktif melaporkan manakala terjadi wanprestasi atau tidak terlaksananya suatu perjanjian yang dilakukan pelaku usaha jual-beli online tersebut.

Salah satu hal yang membuat e-commerce harus segera diregulasi adalah besaran nilai transaksinya meski nilai transaksi pasar tersebut masih relatif cukup bervariasi.

Pemerintah sepertinya harus segera mengeluarkan peraturan turunan UU Perdagangan itu supaya aturan hukum bisnis perdagangan elekronik menjadi jelas. Maklum, pertumbuhan transaksi jual beli via dunia maya itu makin pesat.

Berdasarkan data Mckinsey, seperti dilaporkan pada tahun lalu, sekitar 7 persen dari pengguna internet di Indonesia yang pernah belanja secara online.

Dibandingkan dengan China yang mencapai 30%, Indonesia memang masih tertinggal jauh. Akan tetapi, jumlah ini akan terus naik seiring dengan bertumbuhnya penggunaan smartphone, penetrasi internet di Indonesia, penggunaan kartu debit dan kredit, serta tingkat kepercayaan konsumen untuk berbelanja secara online.

Apalagi, jika disadari bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas. Dengan demikian, "e-commerce" adalah pasar yang berpotensi tumbuh sangat besar.

Laporan itu juga menunjukkan bahwa ternyata makin banyak kota-kota kecil di Indonesia yang berbelanja secara online. Ini menunjukkan bahwa tidak hanya konsumen di Jakarta yang rutin berbelanja online, konsumen di luar Jakarta pun tidak ketinggalan mengikuti perkembangan zaman dengan menunjukkan kontribusi mereka.

Perkembangan

Sebuah laporan menyebutkan bahwa sejak 2012 banyak sekali investasi asing di bidang e-commerce yang masuk Indonesia, salah satu yang paling terkenal adalah grup Rocket Internet GmbH dengan Lazada, Zalora, dan FoodPanda, kemudian disusul Lamido, Lamudi & Carmudi.

Tidak hanya Rocket Mafia, tetapi juga investor lain dari berbagai negara seperti Qoo10 yang merupakan online marketplace (B2B2C) yang didanai oleh konglomerat Korea, blanja.com yang merupakan perusahaan patungan antara Telkom & eBay dan juga OLX grup Napster.

Di samping maraknya investasi e-commerce asing di Indonesia, sejumlah pengusaha muda Indonesia juga turut mengembangkan bisnis e-commerce. Salah satu yang paling menonjol adalah Tokopedia. Selain Tokopedia, pemain marketplace lokal lainnya adalah BukaLapak.com.

Bagi konsumen, tentu saja dengan kehadiran toko online akan makin memudahkan dalam berbelanja. Mereka tidak perlu keluar rumah jika ingin membeli sesuatu.

Demikian pula, dengan pebisnis atau pemilik toko. Mereka tidak harus memiliki toko layaknya toko-toko yang dikenal selama ini. Mereka cukup memampang barang atau jasa dagangannya di dunia maya, pembeli pun akan datang dengan sendirinya.

Meski demikian, ada juga pemilik toko yang memang sudah memiliki toko secara offline. Namun, dengan tujuan saling melengkapi, mereka juga membuat toko online.

Mereka memanfaatkan internet menjadi sarana yang dianggap ampuh dan efektif untuk promosi sehingga jalan untuk penetrasi pasar maupun ekspansi pasar makin terbuka.

Jika selama ini toko offline hanya bisa menjangkau pasar lokal yang terbatas, dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi semacam internet, bisa menjadi sarana yang paling tepat bagi para pelaku usaha untuk memperluas jaringan pangsa pasarnya.

Melalui jaringan internet seorang pemilik toko dapat menjangkau pasar yang lebih luas, tidak hanya pasar lokal, tetapi bisa menjangkau pasar nasional, bahkan internasional.

Selain itu, jika toko konvensional (toko offline) membutuhkan lokasi yang strategis untuk memulai usaha, toko online hanya membutuhkan jaringan internet dan membuat website, blog, atau jejaring sosial sebagai tempat usahanya.

Selanjutnya, toko online juga memudahkan dalam hal promosi, modal yang digunakan relatif kecil, operator atau tenaga kerja yang tak banyak, serta waktu yang fleksibel menjadi alasan atau pilihan utama para pebisnis online. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Newswire
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper