Bisnis.com, JAKARTA – Kendati Indonesia masih berada dalam tahap awal implementasi 4G Long Term Evolution (LTE), pada 2019 layanan ini diprediksi akan menjadi sumber hampir 50% trafik layanan data di Tanah Air.
Proyeksi ini dimuat dalam laporan Cisco Visual Networking Index (VNI) Global Mobile Data Traffic Forecast for 2014 to 2019. Laporan itu merupakan riset tahunan yang dirilis Cisco, raksasa jaringan asal Silicon Valley.
Pada 2019, lalu lintas data mobile Indonesia melonjak 10 kali lipat dibandingkan 2014. Empat tahun mendatang, trafik mencapai 609,5 Petabyte (PB) tiap bulan—setara dengan 152 juta DVD tiap bulannya—meningkat dari 60,3 PB/bulan dari tahun lalu.
Sementara itu, kecepatan koneksi rata-rata terdongkrak dari 236 Kbps pada 2014 menjadi 872 Kbps pada 2019. Dari sisi trafik, disebutkan pada 2019 jaringan 4G akan menjadi sumber dari hampir 50% atau tepatnya 43,7% dari total lalu lintas data mobile.
Pada 2014, tercatat ada 328 juta piranti yang terhubung ke jaringan mobile. Namun, lima tahun setelahnya angkanya mencapai 385 juta unit. Menurut Cisco, sekitar 46% perangkat itu perangkat cerdas (minimal mendukung 3G), naik dari 14% setahun silam.
Perangkat-perangkat tersebut akan digunakan oleh 195,3 juta orang Indonesia, padahal tahun lalu baru 155,1 juta penduduk yang memakainya.
Direktur Pelaksana Cisco Indonesia Sancoyo Setiabudi berujar peningkatan penetrasi mobile, smart connection, dan pesatnya pertumbuhan 4G LTE merupakan faktor utama pertumbuhan lalu lintas mobile di Indonesia.
“Dengan keadaan ini, Indonesia menjadi selangkah lebih dekat untuk bertransformasi menuju masyarakat yang saling terhubung,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis.com, hari ini, Jumat (13/2/2015).
Untuk tataran global, Cisco mengungkapkan jumlah perangkat 3G akan melampaui 2G pada 2017. Alhasil, komposisi perangkat pada 2019 antara kedua teknologi selular itu menjadi 44%: 30%. Sisanya, alias sebesar 26%, merupakan perangkat 4G.
Walaupun kalah kuantitas perangkat dari 3G, namun pada 2019 trafik data 4G akan mencapai 68% dari total lalu lintas. Pada tahun itu, lalu lintas rata-rata satu perangkat 4G sebesar 5,5 GB/bulan sementara non-4G “hanya” 1,04 GB tiap bulannya.