Bisnis.com, JAKARTA - Setelah menyerang kawasan Amerika dan Eropa, crypto-ransomware dikabarkan telah tercium turut mengancam kawasan lain di berbagai belahan dunia yang.
Crypto-ransomware merupakan sebagai salah satu varian dari ransomware yang mampu melakukan enkripsi pada sistem komputer atau file milik korban, lalu meminta tebusan sejumlah uang untuk mengembalikan akses file atau komputer ke pengguna.
Tren Micro Incorporated, salah satu perusahaan keamanan jaringan global, melaporkan ransoomware ini telah menyerang negara baru di Asia, termasuk Indonesia. Adapun negara-negara yang menjadi korban antara lain India, Thailand, Taiwan, Vietnam, Malaysia, Filipina, Australia, Hong Kong, Korea Selatan, Singapura, dan Selandia Baru.
“Alasan mengapa begitu banyak korban berjatuhan akibat rendahnya kesadaran pengguna saat merambahi situs, serta tidak adanya perlindungan berupa solusi keamanan menyeluruh dan mutakhir yang terinstal di perangkat,” tulis perusahaan dalam keterangan resmi, Senin (2/1).
Dalam keterangan resminya, Trend Micro menyarankan korban tidak tergoda untuk membayar, meskipun telah dijanjikan data akan kembali setelah mereka membayar sejumlah tebusan.
Peluang dikembalikannya file milik korban yang telah terenkripsi tipis sekali, meskipun korban telah membayar tebusan. Cara terbaik untuk melindungi diri dari ancaman jenis ransomware tersebut adalah melalui pencegahan.