Bisnis.com, Jakarta - Pemerintah diminta menggenjot pemenuhan sertifikasi tenaga ahli teknologi informasi dan komunikasi yang saat ini belum siap padahal pasar bebas Asean segera digulirkan pada tahun ini.
Ketua Cimahi Creative Association (CCA) Rudy Suteja mengatakan sertifikasi menjadi salah satu prasyarat untuk mendongkrak kualitas dan daya saing sumber daya manusia.
Dia menjelaskan Indonesia harus meningkatkan peluang sekaligus mengantisipasi agenda perdagangan bebas Asean pada 2015 mengingat perkembangan teknologi memacu penggunaan transaksi elektronik.
"Jaringan online menjadi solusi dalam perdagangan dunia sehingga transaksi perdagangan antarnegara meningkat pesat dan menembus batas," katanya, Selasa (13/1/2015).
Rudy mengatakan Cimahi sendiri telah menjadi salah satu kota penyumbang produk animasi untuk Indonesia. Hal itu dibuktikan oleh Baros Information Technology Creative (BITC) dan (CCA) dengan banyaknya penerimaan pesanan animasi dari negara-negara di dunia seperti di Asia dan Eropa.
"Perkembangan teknologi informasi di Indonesia sangat cepat. Sebagai pelaku industri animasi, Cimahi sudah mulai dikenal banyak orang. Mengingat perkembangan animasinya bagus perusahaan banyak menerima order film-film besar dari Eropa," ujarnya.
Menurutnya, banyak produsen film besar membutuhkan keahlian khusus dalam animasi sehingga nilainya sangat tinggi.
Selain Cimahi, studio-studio animasi Indonesia mengalami kemajuan pesat. Misalnya di Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Batam.
"Studio-studio ini juga sering kerja sama dengan kami. Sehingga kami menerima order lebih banyak dari luar negeri dibanding dalam negeri," paparnya.
Adapun penjualan produk animasi karya CCA pada 2015 ditargetkan mencapai Rp15 miliar meningkat dari 2014 yang mencapai Rp11,5 miliar.
Dia mengungkapkan meskipun nilai penjualan itu belum besar, raihan angka penjualan animasi lokal ini menunjukkan adanya kepercayaan pasar baik dalam dan luar negeri.
“Industri kreatif khususnya animasi dan film merupakan salah satu sektor industri yang berkembang pesat di dunia dan cukup menggiurkan. Secara global, peluang ekonomi kreatif di pasar internasional pun kian besar,” ujarnya.
Kendati demikian, dia yakin pertumbuhan industri animasi lokal dalam negeri masih melambat akibat minimnya perhatian dari pemerintah. Padahal, apabila melihat apa yang dilakukan beberapa negara seperti Singapura dan Malaysia, mereka jauh lebih serius dalam menggarap industri animasi lokalnya.
Wakil Ketua Kadin Jabar Bidang Industri dan Industri Kreatif Dedy Widjaja meminta pemerintah menyiapkan sejumlah kebijakan strategis berupa pemberian insentif untuk melindungi pelaku industri kreatif untuk menghadapi pasar bebas Asean.
“Negara-negara seperti China mengurangi infiltrasi budaya asing dengan menggenjot industri kreatif. Sektor ini menjadi ujung tombak yang bisa menggerakkan sektor ekonomi lainnya,” katanya.