Viber: Nomor Dua di Dunia Setelah Whats App, Tertinggal Jauh di Indonesia

Samdysara Saragih
Rabu, 19 November 2014 | 20:31 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia tidak pernah luput dari incaran penyedia layanan Internet global. Setiap saat muncul pemain bisnis Internet yang berniat memperluas pasarnya di Indonesia.

Salah satunya adalah layanan pesan instan bernama Viber. Penyedia layanan yang didirikan oleh para pengembang dari Israel ini meyakini adopsi perangkat mobile di Indonesia akan terus tumbuh pada tahun-tahun mendatang. Konsekuensinya, grup-grup chatting dan media sosial di Internet kian menjamur.

“Pengguna Indonesia termasuk salah satu yang aktif,” kata Mark Hardy, Chief Marketing Officer Viber dalam jumpa pers melalui chatting dari London, Inggris, Rabu (19/11/2014) pagi waktu setempat.

Viber merupakan bagian dari Grup Rakuten, setelah dibeli perusahaan Internet dan raksasa e-commerce asal Jepang itu. Penggunanya di seluruh dunia mencapai 461 juta orang. Sementara active users bulanan sebanyak 210 juta pengguna.

Dari sisi penetrasi, Mark mengatakan, jumlah tersebut setara 12% populasi Internet sejagat. Angka tersebut membuat Viber berada di urutan kedua penyedia pesan instan global. Whats App masih bertenger di puncak dengan persentase 39%. Peringkat ketiga diduduki Line (10%),disusul  Kakao Talk (6%), dan WeChat (4%).

Menurut survei yang dilakukan Nielsen, sebanyak 57% pengguna ponsel pintar Tanah Air—yang jumlahnya ditaksir sebesar 60 juta—merupakan pengguna Whats App (57%), disusul Line (30%), dan We Chat (28%).

Meski mengklaim peringkat dua besar di dunia, Mark mengakui penetrasinya di Indonesia masih rendah yakni 3 juta pengguna aktif bulanan. Saat ini, lanjut dia, Viber telah hadir di 193 negara dan memiliki kantor di 11 wilayah.

“Kami selalu berada si posisi sepuluh besar di negara yang kami masuki,” katanya.

Kawasan Asia Pasifik menjadi kontributor buat 30% dari total penggunanya, dengan pengguna India merupakan yang terbesar yakni 32 juta orang.

Viber akan terus mendorong jumlah pengguna sekaligus meningkatkan pendapatan.

Selama ini monetisasi dilakukan dengan menjual stiker animasi dan layanan panggilan telepon—yang menjadi fitur unggulannya.

Mark mengatakan berupaya meningkatkan penetrasinya di Indonesia dengan meluncurkan layanan terbaru bernama Public Chat.

Layanan ini merupakan sebuah grup chatting di mana pengguna Viber dapat melihat percakapan yang dilakukan oleh komunitas blog tersebut.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Saeno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper