Investor GrabTaxi Cemas Sahamnya Terdelusi

Sanjey Maltya
Selasa, 18 November 2014 | 19:45 WIB
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pengembang aplikasi pemesan taksi GrabTaxi mengakui adanya reinvestasi yang dilakukan investor dalam tiga tahap investasi senilai total US$90 juta.

Hal ini karena para investor yang terlibat dalam pendanaan seri A dan B takut sahamnya terdelusi dalam putaran investasi seri C yang bertenor 12 bulan.

Group VP marketing GrabTaxi Cheryl Goh menyatakan perusahan semacam Vertex Venture Holdings anak usaha Temasek Holding Singapura dan Tiger Global Management melakukan re-investasi dalam putaran pendanaan ketiga, bulan lalu.

Sementara pendanaan seri A dilakukan pada April 2014, seri B pada Mei 2014 senilai US$15 juta.

"Sebagian investor yang terlibat dalam seri A dan B kembali re-investasi karena takut nilai sahamnya terdelusi," ucapnya yang ditemui Bisnis.com usai acara konferensi pers GrabTaxi Selasa (18/10/2014).

Menurut Goh, ada empat investor lain yang mendanai aplikasi yakni Hillhouse Capital Management, GGV Capital asal Silicon Valley, Qunar (NASDAQ: QUNR), dan Angel investors.

Saat ini, aplikasi sudah tersedia di enam negara yakni Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Indonesia. Sedangkan pengemudi taksi yang terdaftar telah menyentuh angka 50.000 pengemudi dengan 410.000 pengguna-pemesan aktif minimal sekali per bulan.

"Hingga saat ini, aplikasi telah diunduh lebih dari 2,3 juta perangkat mobile," jelasnya.

Goh menjelaskan pasar Indonesia masih berkontribusi di bawah 10%, sementara Malaysia berkontribusi lebih dari 40%. Aplikasi saat ini menyasar pengguna berpendapatan menengah di Indonesia mengingat digitalisasi perangkat di Indonesia masih minim.

Meski demikian, kata dia, penetrasi ke pasar Indonesia tak sesusah pasar Vietnam yang mayoritas dikuasai oleh pengguna motor. "Kami optimistis pertummbuhan pesat secara bisnis. Dua tahun lalu kami hanya mempekerjakan 16 karyawan, sekarang kami pekerjakan 600 karyawan," pungkas Goh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Sanjey Maltya
Editor : Sepudin Zuhri
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper