INDUSTRI TELEKOMUNIKASI: Telkomsel Butuh Tambahan Frekuensi

Rezza Aji Pratama
Jumat, 25 Juli 2014 | 02:40 WIB
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Telkomsel mengklaim membutuhkan tambahan frekuensi dari pemerintah seiring dengan peningkatan jumlah pelanggan yang kini sudah mencapai 138 juta.

Direktur Utama Telkomse Alex J. Sinaga mengatakan dengan jumlah pelanggan sebanyak itu Telkomsel seharusnya mendapatkan alokasi frekuensi lebih banyak dari operator lain. Menurut catatan Bisnis, operator pelat merah ini mendapatkan jatah frekuensi selebar 7,5 MHz di 900 MHz, 22,5 MHz di 1.800 MHz, dan 15 MHz di 2,1 GHz.

“Saya tidak mau sebut namanya, tetapi ada operator yang jumlah pelangganya cuma setengah dari kami tapi jatah frekuensinya sama,” ujarnya.

Menurut Alex hal ini menunjukkan adanya ketimpangan antara kebutuhan frekuensi dan pengembangan industri. Dia melanjutkan tambahan frekuensi ini akan meningkatkan kualitas layanan Telkomsel. Apalagi pihaknya juga mengklaim sudah memenuhi tuntutan lisensi modern. Sampai saat ini, perusahaan telah mengoperasikan sekitar 80.000 base transceiver receiver (BTS).

Alex mengatakan tambahan frekuensi ini dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas di kawasan yang trafiknya sudah tinggi. Karena keterbatasan spektrum, kini Telkomsel menyiasatinya dengan menambah BTS. Namun, untuk daerah seperti Jakarta kepadatan BTS dinilai sudah sangat sempit. Jika dipaksakan membangun BTS lagi justru akan mengakibatkan gangguan jaringan.

“Kalau dikasih tambahan frekuensi, kami bisa hemat dana pembangunan BTS itu untuk hal lain,” katanya.

Dia mengklaim dalam mengembangkan jaringan Telkomsel tidak hanya menghitung aspek bisnis, tetapi juga peluang peningkatan perekonomian daerah dan untuk menjaga kedaulatan bangsa. Dia mencontohkan di Pulau Balak-Balakan Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat, kehadiran Telkomsel bisa meningkatkan perputaran ekonomi sampai Rp1 miliar.

Bisnis mencatat, sampai akhir Juni 2014 Telkomsel telah memiliki 137,4 juta pelanggan. Dari jumlah tersebut, 63,3 juta di antaranya merupakan pelanggan data. Sementara itu, 31,2 juta merupakan pengguna ponsel pintar 3G.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Sepudin Zuhri
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper