Bisnis.com, JAKARTA - Smarftren optimistis rencana migrasi frekuensi dari 1.900 MHz ke 2,3 GHz tidak akan mempengaruhi penjualan handset perusahaan.
Deputy CEO PT Smartfren Telecom Tbk. Djoko Tata Ibrahim mengatakan penjualan handset terutama Andromax tidak akan mengalami penurunan terkait rencana ini. Kendati dengan migrasi ini Smartfren akan langsung menggelar teknologi 4G, pelanggan tidak akan serta merta langsung mengadopsi teknologi tersebut.
“Lihat saja sekarang 3G sudah berkembang pesat tapi masih ada yang pakai 2G,” ujarnya, Selasa (15/7/2014).
Dia melanjutkan jika rencana migrasi ini terealisasi, bukan berarti perangkat pelanggan tidak bisa digunakan. Pasalnya, operator ini masih bisa menggunakan frekuensi CDMA di 850 MHz. Apalagi dia juga mengklaim penjualan handset perusahaan juga terus meningkat.
Rencana pemindahan frekuensi Smartfren semakin mendekati kenyataan dengan disosialisasikannya rancangan peraturan menteri (RPM) realokasi frekuensi. Di tempat baru nanti, operator CDMA ini akan mendapatkan jatah 30 MHz. Migrasi akan dilakukan bertahap dengan batas waktu 14 Desember 2016.
Pemindahan ini mendesak dilakukan karena sering mengakibatkan interferensi terhadap operator yang menempati frekuensi 2,1 GHz.