Bisnis.com, JAKARTA—Penyedia layanan data center diimbau untuk segera mengadopsi teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Founder Indonesian Cloud Forum Teguh Prasetya Penyediaan layanan yang lebih efisien akan membantu pelaku usaha menekan konsumsi listrik. Menurutnya, tren green data center memang tengah melanda pebisnis di seluruh dunia.
“Apalagi dengan penaikan TDL per 1 Juli ini. 60% dari komponen data center bergantung pada pasokan listrik,” ujarnya kepada Bisnis baru-baru ini.
Kendati pengusaha menaikkan harga sewa akibat penaikan TDL, Teguh optimistis permintaan layanan pusat data masih tinggi. Kendati demikian, dia mengimbau kepada pebisnis untuk lebih jeli melihat tren perubahan pelanggan. Pasalnya, dengan teknologi yang ada para pelanggan memiliki banyak pilihan agar lebih efisien.
Dia mencontohkan, jika sebelumnya pelanggan menyewa satu rak pusat data, penaikan ini bisa jadi akan membuat mereka hanya menyewa setengah rak. Apalagi pelanggan juga bisa memanfaatkan layanan komputasi awan.
Dengan penerapan PP No. 82/2012, Teguh meyakini perusahaan asing akan agresif memasuki pasar Indonesia untuk membangun pusat data. Namun, dia menegaskan hal ini tidak akan menjadi hambatan bagi perusahaan lokal. Pasalnya, permintaan layanan ini sangat tinggi, tetapi belum bisa sepenuhnya disediakan pelaku usaha.
Menurut Teguh, saat ini luas pusat data di Tanah Air sekitar 40.000 meter persegi. Padahal, kebutuhannya bisa tiga kali lipat. Menurut catatan Bisnis, lembaga riset telematika SharingVision beberapa waktu lalu sempat menyebutkan kebutuhan pusat data di Indonesia mencapai 150.000 meter persegi. Nilai bisnisnya ditaksir Rp4 triliun dengan pertumbuhan dua digit. Kebutuhan ini diprediksi tumbuh menjadi 220.000 meter persegi pada 2017.