Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) menyambut baik atas terselesaikannya penyusunan dokumen Indonesia Broadband Plan 2014-2019.
Ketua Mastel Setyanto P. Santosa mengatakan jika penyusunan dokumen ini molor sampai 2015, hal ini tidak sesuai dengan arahan lembaga International Telecommunication Union (ITU). Pasalnya, lembaga ini menginstruksikan setiap negara memiliki national broadband plan paling lambat pada 2015.
“Kami [Mastel] dan Detiknas juga terlibat aktif dalam penyusunan dokumen ini,” ujarnya, Rabu (18/6/2014).
Setyanto menilai rencana pemerintah untuk memanfaatkan TI di berbagai sektor akan terkendala pada persoalan infrastruktur. Dengan rencana pengembangan pitalebar ini, dia berharap kebutuhan infrastruktur akan terpenuhi.
“Saat ini masih terdapat disparitas jaringan broadband terutama di Indonesia Timur sehingga percepatan infrastruktur khususnya di Maluku Utara dan Papua harus segera dilaksanakan,” ujarnya.
Salah satu program IBP yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat adalah Palapa Ring II. Proyek ini merupakan pembangunan serat optik sepanjang 8.395 kilometer yang melintasi 51 kabupaten.
Nilai investasinya diperkirakan mencapai Rp2,83 triliun yang diambil dari dana universal service obligation (USO).
Jika sesuai jadwal, tender Palapa Ring II akan dilakukan pada Juli-September 2014. Ditargetkan pemerintah sudah bisa mengantongi nama pemenang pada akhir tahun ini.
