Bisnis.com, JAKARTA -- Kolaborasi antara vendor perangkat lunak dan konsultan menjadi model bisnis terbaik di industri business intelligence.
Tahun ini, Nintex yang berkolaborasi dengan Microsoft Indonesia dan PT Ebiz Cipta Solusi menargetkan untuk mendekati 120 bank nasional. Pihak Nintex berharap dengan nama besar Microsoft dan pengalaman Ebiz, mimpi tersebut dapat terwujud.
Peter Lydian Sutiono, Direktur Solusi Pasar Kecil dan Menengah & Kemitraan Microsoft Indonesia, mengatakan pihaknya menggandeng konsultan untuk memasarkan semua produknya. Pilihan ini merupakan konsekuensi logis dari ketatnya persaingan di pasar.
“Kami menyediakan solusi perangkat lunak, dari sistem operasi, platform, sementara konsultan akan menjualnya kepada konsumen,” katanya dalam jumpa pers, Selasa (3/6).
Microsoft Indonesia menggandeng PT Ebiz Cipta Solusi, penyedia konsultasi berbasis teknologi informasi. Kemitraan ini telah berlangsung sejak 2001. Ebiz menjadi frontliner untuk menggaet perusahaan perbankan.
Sementara itu, Presiden Direktur Ebiz Cipta Solusi Dedy Effendi Lingga mengatakan pihaknya fokus untuk masuk ke sektor industri finansial karena sektor ini masih terkendala inefisiensi.
“Pengalaman kami selama ini menunjukkan tantangan pelaku industri sektor keuangan adalah lingkungan kerja yang tidak kolaboratif dan tidak integratif,” ungkapnya.
Sebagai penyedia platform, Microsoft Indonesia juga menggandeng Nintex, perusahaan asal Australia, untuk menjalankan aplikasi business intelligence. Nintex misalnya membangun Nintex Workflow di dalam platform Microsoft Sharepoint dengan didukung SQL Server.
Dengan adanya alur kerja, maka proses penyimpanan data dan pendistribusian dapat memudahkan dalam proses pengambilan keputusan. “Ini akan dapat memangkas cost, baik dana maupun waktu,” kata Peter.
Nintex telah menjadi mitra Microsoft untuk tingkat global. CEO Nintex John Burton mengungkapkan pihaknya memiliki 5.000 klien di beberapa negara yang menjangkau sekitar 7 juta pengguna. Di Indonesia, kolaborasi antara pihaknya dengan Ebiz dan Microsoft berhasil menggaet 30 perusahaan, mayoritas di industri keuangan.
Sementara itu, Andy Gunawan selaku Manajer Nintex untuk Asia, mengatakan pendapatan bisnis kawasan yang dipimpinnya masih kalah dibandingkan regional lain seperti Amerika dan Eropa.
Meski demikian, ungkap Andy, pertumbuhan di Asia merupakan yang paling tinggi dibandingkan regional lain. “Di Asia, pasar terbesar kami adalah Jepang. Di urutan berikutnya ada Hongkong, Singapura, dan Indonesia yang tertinggal jauh dari segi pendapatan” ujarnya.
Posisi Indonesia yang masih tertinggal inilah yang coba ditingkatkan Nintex Asia. Tidak tanggung-tanggung, tahun ini dia manargetkan akan mendekati 120 bank nasional. Dia berharap dengan nama besar Microsoft dan pengalaman Ebiz, minpi tersebut dapat terwujud.
Peter mengatakan kerjasama antara ketiganya ibarat membangun rumah. “Kami [Microsoft] menyediakan row material seperti bata dan semen. Sementara Nintex seperti tukang yang membangun rumah. Nah, Ebiz itu merawat rumah dan menawarkannya kepada konsumen,” katanya.