MEDIA SOSIAL: Rentan Terkena Spam

Rezza Aji Pratama
Selasa, 29 April 2014 | 13:04 WIB
Salah satu situs media sosial. Mendsos rentan terkena spam/JIBI
Salah satu situs media sosial. Mendsos rentan terkena spam/JIBI
Bagikan

Bisnis.com,  JAKARTA—Situs jejaring sosial menjadi sektor paling rentan terkena serangan spam sepanjang Maret 2014.

Hasil laporan terbaru Kaspersky Lab menyebutkan serangan phishing ke situs jejaring sosial terkemuka mencapai 23,6%. Tempat kedua dihuni oleh layanan email dan pesan singkat (16,6%), mesin pencari (14,4%), perusahaan keuangan dan pembayaran online (13,2%), dan terakhir toko online (12.8%).

Laporan itu menyebutkan, pengguna jejaring sosial professional LinkedIn rentan kehilangan data personal akibat serangan phishing. Banyak lampiran berbahaya yang dikirimkan dengan mencatut nama perusahaan keuangan terkemuka. Lampiran tersebut berisi malicious software (malware) yang mencuri cookies browser atau kata sandi email. Data-data tersebut dikirimkan ke server yang dijalankan oleh pelaku kejahatan siber.

Para pengguna LinkedIn banyak menerima email bertemakan St. Patrick’s Day yang menawarkan akun premium secara gratis. Untuk mengakses akun tersebut, penerima diharuskan mengklik tautan yang ternyata mengarahkan pengguna ke laman phishing, dan bukan ke situs resmi LinkedIn. Login dan password yang dimasukkan pengguna lalu dikirim ke para pelaku.

Analis Spam Kaspersky Lab Maria Vergelis mengatakan peluang pengguna email dan jejaring sosial untuk membuka lampiran berisi malware sangat besar. Pasalnya, pelaku kejahatan dengan cerdik menyisipkan Trojan yang bisa mencuri informasi personal ke dalam lampiran aktivitas bisnis pengguna.

“Bayangkan anda mendapatkan pesan yang menyatakan bahwa surat pemberitahuan pajak (SPT) anda ternyata palsu. Mayoritas pengguna pasti akan membukanya,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (28/4/2014).

China merupakan negara yang menjadi pemasok utama email spam tersebut yang mencapai 24,6% dari total spam sepanjang Maret. Amerika Serikat hadir di peringkat kedua dengan 17%. Di tempat ketiga, Korea Selatan menyumbang sekitar 13,6% dari total spam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Ismail Fahmi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper