Bisnis.com, FLORIDA - Kemungkinan sebuah asteroid penghancur kota menghantam bumi lebih tinggi dari apa yang sebelumnya dipercayai oleh para ilmuwan, demikian pernyataan dari lembaga non-profit pencipta teleskop pemburu asteroid yang dilansir Reuters, Selasa (22/4/2014).
Jaringan global yang bertugas mendetekai suara ledakan senjata nuklir telah mendeteksi 26 asteroid meledak di atmosfir bumi darintahun 2000 hingga 2013, data itu dikumpulkan oleh Organisasi Pakta Pelarangan Percobaan Nuklir Komprehensif.
Ledakan asteroid itu termasuk tabrakan meteor yang terjadi di Chelyabinsk, Rusia, yang mengakibatkan lebih dari 1.000 orang terluka karena pecahan gelas dan serpihan meteor.
"Ada kesalahpahaman populer yang menyatakan tabrakan asteroid itu luar biasa jarang, itu tidak benar," kata mantan astronot Ed Lu, yang saat ini menjabat sebagai ketua Yayasan B612, yang berbasis di California.
Selasa lalu, yayasan tersebut merilis sebuah video visualisasi serangan asteroid guna membangkitkan keaadaran masyarakat akan ancaman tersebut.
Asteroid sebesar 131 kaki atau sekitar 40 meter (kurang dari separuh ukuran lapangan sepak bola American Football) saja, menurut Lu dapat berpotensi meluluhlantakkan satu kota.
"Bayangkan kalau asteroidnya sebesar satu gedung apartment dengan kecepatan Mach 50," kata Lu. Mach 50 adalah kecepatan 50 kalinya kecepatan suara, atau sekitar 38.000 meter per jam.
NASA memiliki sebuah program yang melacak asteroid yang ukurannya lebih besar dari 0,65 mil atau sekitar 1,046 kilometer. Objek sebesar itu setara dengan satu gunung kecil, akan berdampak global kalau sampai menabrak bumi.
Sebuah asteroid berdiameter 6 mil atau 9,7 kilometer yang menabrak bumi 65 juta tahun lalu memicu perubahan iklim yang dipercaya membunuh dinosaurus dan kebanyakan makhluk bumi lainnya. "Chelyabinsk mengajari kita bahwa asteroid seukuran 20 meter (66 kaki) sekalipun mampu memberi dampak beaar," kata Lu.
Asteroid penghancur kota diramalkan akan menghantam bumi setiap 100 tahun sekali, namun prediksi itu tidak berdasarkan bukti yang kuat.
B612 berniat mengangkat isu tersebut dengan teleskop infra merah luar angkasa bernama "Sentinel" yang didanai pihak swasta yang akan bertugas mencari asteroid yang berpotensi membahayakan bumi.
Teleskop seharga US$250 juta itu ditargetkan akan diluncurkan pada 2018.
B612 menamai teleskop itu dari planet fiksi dalam buku The Little Prince karya penulis sekaligus penerbang asal Perancis, Antoine de Saint-Exupery.
Video visualisasi bisa dilihat di website resmi B612: https://b612foundation.org/