Pengembang Aplikasi Games Dapat Manfaatkan Crowdfunding

Ria Indhryani
Senin, 7 April 2014 | 20:40 WIB
Bagikan

Bisnis.com, BANDUNG — Para pengembang aplikasi khususnya games yang masih berupa perusahaan rintisan atau start-up dapat memanfaatkan peluang bisnis dari sistem crowdfunding untuk mengembangkan pangsa pasar produk.

Salah satu pengembang games dari Bandung yang memanfaatkan sistem crowdfunding ini yaitu PT Digital Semantika Indonesia atau Digital Happiness yang sukses menggalang dana untuk melalui situs crowdfunding yang salah satunya membantu pre-order produk games DreadOut hingga total nilai US$29.067 atau sekitar Rp300 juta dalam waktu 40 hari.

Presiden Direktur Digital Happiness Rachmad Imron mengungkapkan seperti pengalaman yang dalam mengembangkan DreadOut, sistem crowdfunding dapat menjadi pertimbangan khusus untuk beberapa hal khususnya pengembangan pasar bagi para start-up.

“Sistem crowdfunding dapat berupa pre-order yang baik untuk dimanfaatkan melihat potensi pasar dari konsep produk yang sudah dibuat dan akan dihasilkan oleh perusahaan, apakah menarik pangsa besar bagi end user atau tidak,” katanya kepada Bisnis, Senin (7/4).

Sistem ini terbilang sangat bermanfaat bagi para start-up yang merasa memiliki keterbatasan dana karena modal awal untuk produksi dapat diamankan dari hasil crowdfunding tersebut.

Dengan sistem pembayaran diawal seperti ini maka perusahaan pengembang tidak perlu mengeluarkan effort yang lebih besar untuk menghasilkan produk.

“Mereka para backer yang mengikuti crowdfunding ini merupakan end user yang sudah pasti memang tertarik dengan games kita. Dengan pasar dan hasil penjualan yang sudah ada ditangan terlebih dahulu, maka pengembang dapat dengan mudah melakukan produksi.”

Selain itu, keberhasilan crowdfunding pada suatu proyek produk games ini juga dapat dijadikan satu bahan pertimbangan khusus bagi para distributor besar khususnya di luar negeri untuk memfasilitasi para start-up.

Dalam upaya masuk ke jalur distribusi Valve Corporation yang merupakan perusahaan pengembang dan penerbit games besar dari Amerika Serikat, kemampuan DreadOut menarik perhatian backers melalui sistem crowdfunding di Indiegogo menjadi perhatian tersendiri.

DreadOut sendiri berhasil menarik sekitar 535 backers dengan pilihan kontribusi yang beragam mulai US$5 – US$1000 dari end user yang kebanyakan berasal dari Amerika dan Eropa.

Sayangnya, Imran mengungkapkan memang belum banyak para start-up yang belum terbiasa mengembangkan bisnis dengan sistem crowdfunding seperti ini.

Menurutnya, sejauh ini hanya terdapat kurang dari 10 perusahaan atau start-up di Indonesia yang mencoba sistem crowdfunding dan beberapa yang berhasil diantaranya adalah Digital Happiness dan Ekuator Games yang melakukan crowdfunding melalui Kickstarter.

Padahal, pada negara dengan industri kreatif maju seperti Amerika Serikat sendiri, 60% produsen games memanfaatkan sistem crowdfunding dimana setiap perusahaan bisa mengantongi US$9 juta untuk setiap proyek.

Para pengembang yang merasa akan kesulitan dengan sistem pembayaran sendiri, dapat memanfaatkan situs crowdfunding asal Indonesia seperti Wujudkan.

“Tantangannya cukup besar karena Indonesia memang masih belum terlalu terbiasa dengan sistem seperti ini. Sementara untuk memanfaatkan situs crowdfunding luar, pengembang dapat mencoba untuk meminta dukungan dari perusahaan yang sebelumnya sudah mengenal image atau track record,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Ria Indhryani
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper