Bisnis.com,JAKARTA—Seluruh stasiun televisi nasional diminta menggenjot berita berisi siaran lokal, khususnya yang berasal dari luar Jabodetabek.
Dosen FIKOM Unpad Kunto Adi Wibowo, yang mendesain sebuah penelitian terkait siaran ini, menyebutkan komposisi siaran berita saat ini tidak sepenuhnya mewakili kepentingan publik.
Hal ini terbukti dari siaran berita yang kebanyakan menayangkan kegiatan di Jabodetabek yang tidak relevan dengan kepentingan penduduk di luar wilayah tersebut. “Penemuan ini menunjukkan televisi nasional gagal mengemban tugas,” katanya, Jumat (28/2/2014).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan satu per tiga dari berita lokal yang ada saat ini berasal dari Jabodetabek. Sementara itu, dua per tiga sisanya berasal dari seluruh provinsi di Indonesia.
Berita lokal yang ditayangkan kebanyakan mengupas kemacetan, kriminalitas dan banjir di Jakarta yang tidak berkaitan dengan kepentingan hidup masyarakat di wilayah lain.
Selain itu, kalaupun ada berita lokal yang diayangkan, analisis masalah ini hanya melibatkan pakar yang berasal dari Jakarta bukan orang dari daerah yang bersangkutan. Hal ini dinilai seolah-olah televisi tidak memperkenankan pembicara dari luar Jakarta untuk bersuara.
Hal lain yang menjadi topik permasalahan dalam siaran berita di TV adalah hampir 41,56% berita tidak memiliki sumber dan narasumber. Hal ini menyebabkan sulitnya melakukan konfirmasi terhadap isi berita. Padahl, sumber dan naasumber merupakan bagian penting dari suatu berita.