Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan mengembangkan klaster inovasi teknologi sumber daya hayati nasional untuk mendorong industri memanfaatkan sumber daya hayati tropis yang berlimpah, dan hasil riset dari institusi pemerintah dan universitas di dalam negeri.
Kepala Badan Pengkajian dan Penarapan Teknologi (BPPT) Marzan Aziz Iskandar mengatakan klaster-klaster inti (core clusters) tersebut akan dibangun di kawasan Puspitek Serpong (BPPT-NARC), Bekasi (ITB-NARC) dan Darmaga (IPB-NARC).
Marzan menuturkan rencana pengembangan New Academic Research Clusters (NARC) disetujui oleh pemerintah melalui Kementerian Koordinator Ekonomi, dan telah menjadi salah satu dari lima proyek andalan antara Indonesia dan Jepang dalam kerangka payung kerja sama Metropolitan Priority Area (MPA) Projects, sekaligus mengisi program MP3EI.
“Untuk pengembangan NARC, diadakan pertemuan untuk memfinalisasi studi kelayakan pendirian dan operasionalisasi NARC. Studi ini dibiayai dengan skema KPS [kerja sama pemerintah swasta] melalui JICA,” kata Marzan, di Jakarta, Senin (24/2/2014).
Dia mengungkapkan itu seusai penandatangan MoU antara BPPT, ITB, dan IPB untuk membentuk konsorsium dan bersepakat melakukan inovasi berbasis bioresources.
Marzan menjelaskan NARC merupakan kawasan terpadu di mana peneliti/perekayasa dan industri/sektor swasta, secara bersama melakukan pengembangan dan inovasi teknologi dan riset, pertukaran informasi, melakukan kerja sama, serta pengembangan produk berbasis sumber daya hayati.
"Tujuannya untuk memperkuat industrialisasi, mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dalam rangka pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat."
Fasilitas utama yang akan tersedia dalam setiap klaster, yakni pertama, pusat inkubasi bisnis, merupakan suatu fasilitas untuk mendukung dan menghasilkan entrepreneur yang inovatif bagi pengusaha kecil menengah. Akan dibangun di klaster BPPT-NARC, IPB-NARC, dan ITB-NARC.
Kedua, katanya, akan dibangun Pusat Riset yang berfungsi sebagai kawasan riset yang dimanfaatkan oleh R&D dari perusahaan korporasi.
Adapun fasilitas pendukung terpadu (integrated support center) yang merupakan fasilitas diseminasi terpadu, untuk mendukung transfer teknologi dan fasilitas laboratorium bersama, serta fasilitas akomodasi, di mana sekaligus berperan sebagai pusat NARC, hanya akan dibangun di BPPT-NARC.
Marzan mengatakan sebagai klaster inti, BPPT-ITB-IPB akan mengajak dan menggandeng institusi riset dan universitas yang mempunyai hasil riset, dan perhatian terhadap inovasi hasil riset untuk keperluan industri.
Pihak swasta dalam negeri dan Jepang, lanjutnya, sedang menjajaki untuk ikut serta dalam pengembangan dan operasionalisasi NARC.
“Keterlibatan sektor swasta baik sebagai tenant maupun investor, diharapkan dapat mempercepat inovasi hasil riset, dan menjaga keberlanjutan operasionalisasi NARC,” ungkap Marzan.
Dia berharap dengan dukungan penuh dari Kemenko Perekonomian, Bappenas, dan sektor swasta dalam dan luar negeri, pendirian dan pengoperasian NARC dapat terwujud.