Bisnis.com, JAKARTA - Melambungnya penjualan ponsel cerdas di dalam negeri dianggap sebagai pembunuh bisnis warung Internet.
Ketua Asosiasi Warung Internet Indonesia (AWARI) Irwin Day menyebutkan dalam 3-4 tahun belakangan pertumbuhan pengusaha warung Internet mengalami tren penurunan. Sejak meningkatnya kebutuhan akan ponsel pintar, bisnis warnet semakin tersaingi.
“Kebutuhan Internet mendasar sudah bisa dipenuhi oleh ponsel, bahkan sebagian kebutuhan gaming pun sudah terpenuhi,” katanya ketika dihubungi Bisnis, Senin (10/2/2014).
Saat ini, masyarakat enggan menyambangi warnet untuk kebutuhan standar seperti berkirim surat elektronik, chatting, dan lain-lain. Hal ini dianggap tidak praktis jika dibandingkan dengan penggunaan ponsel yang setiap saat ada dalam genggaman.
Belum lagi biaya yang harus dikeluarkan, per jam sekitar Rp3000-Rp4000, dianggap lebih mahal ketimbang paket data bulanan yang disediakan para operator.
Sebagai contoh, salah satu operator menyediakan paket enam bulanan seharga Rp125.000 yang bisa digunakan untuk layanan BBM, berselancar di situs mesin pencari dan berbagi informasi lewat media sosial.
Akibat pertumbuhan ponsel yang melejit, khususnya di kota besar, pebisnis warnet kini menyasar kebutuhan Internet di daerah. Penggunaan ponsel pintar di daerah dianggap belum sesignifikan kebutuhan di kota besar. Belum lagi layanan beberapa provider yang cenderung masih sulit di jangkau di beberapa daerah.