Bisnis.com, JAKARTA - Solopos TV resmi diluncurkan ke ruang publik melalui acara yang digelar di Lantai II Solo Grand Mall (SGM), Jl. Slamet Riyadi, Solo, Sabtu sore (1/2/2014).
Niken Parahita, Putri Solo 2013, didaulat menjadi presenter peluncuran unit layanan media terbara Solopos Group itu. Niken sibuk mewawancarai sejumlah pengunjung mal.
Acara tersebut juga dimeriahkan dengan penampilan sejumlah model yang memamerkan busana rancangan para desainer muda Kota Solo. Mereka adalah para siswa SMKN 9 Solo, SMK Marsudirini Marganingsih, dan sejumlah mahasiswa Jurusan Desain Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.
Sore itu, para pengunjung SGM disuguhi sejumlah program acara Solopos TV. Para pengunjung bisa melihat berbagai acara tersebut melalui layar proyektor yang terpasang di sekitar panggung acara launching.
Semakin sore, semakin banyak orang yang berkerumun melihat acara peluncuran tersebut. Mereka ada yang duduk-duduk di depan panggung, ada pula yang memilih berdiri.
Alunan musik akustik yang dimainkan secara live oleh band Artcoustic menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung mall. Para pengunjung juga bisa menikmati penampilan dari disc jokey (DJ) asal Kota Bengawan.
Ada yang menarik dari para model yang saat itu berlenggak-lenggok di lantai catwalk. Sembari memamerkan busana, mereka juga menenteng laptop yang menyiarkan secara live kegiatan tersebut. Sejumlah pengunjung SGM di lantai II pun juga tampak mengotak-atik gadget miliknya untuk melihat tayangan tersebut secara langsung melalui layanan Internet.
Setelah penampilan para model di catwalk lantai II SGM, kru Solopos TV menggelar talkshow dengan menghadirkan narasumber sineas muda Solo, Bani. Dalam talkshow yang dipandu oleh dua presenter itu, Bani berbagi pengalaman tentang pembuatan film yang pernah ia menangi dalam berbagai festival film pendek.
Menurut dia, proses pembuatan film tidak harus dengan biaya yang mahal. “Bisa memanfaatkan teman-teman sendiri sebagai artis,” kata dia.
Narasumber talkshow kedua yakni vokalis band rock metal Down For Life, Stephanus Adji. Ia menceritakan tentang sejarah musik rock di Kota Solo. Pria berambut cepak itu juga menceritakan pengalamannya saat menyelenggarakan pergelaran tahunan, Rock In Solo, serta pengalamannya manggung di berbagai kota di Indonesia.
“Kami ingin musik rock di Solo ini gaungnya lebih besar daripada Kota Solo. Kalau berpikir secara lokal terus, maka tidak akan berkembang,” terang Adji di hadapan para pengunjung mal.
Setelah kedua narasumber bercerita pengalamannya masing-masing, para pengunjung mal juga dipersilakan bertanya secara langsung kepada kedua narasumber. Bani dan Adji yang tampil apa adanya itu mampu membuat pengunjung bergelak tawa. Selain diajak tertawa, para pengunjung juga mendapatkan pengetahuan mengenai film dan musik.