Bisnis.com, JAKARTA--PT XL Axiata Tbk. Memastikan anggaran belanja modal 2014 tidak akan mencapai Rp8 triliun atau lebih rendah dari realisasi belanja tahun ini, seiring penggabungan usaha dengan PT Axis Telekom Indonesia.
Direktur Utama XL Hasnul Suhaimi mengatakan aksi akuisisi dan merger perseroan dengan Axis Telekom Indonesia akan menciptakan efisiensi belanja perseroan.
Pasalnya, jaringan dan infrastruktur operator telekomunikasi ketiga terbesar nasional itu akan meningkat signifikan.
Pada tahun ini, lanjut dia, perseroan menganggarkan belanja modal sekitar Rp8 triliun yang mayoritas digunakan untuk ekspansi jaringan base transceiver station (BTS).
“Budget belanja tahun depan belum bisa diumumkan. Intinya kami perkirakan lebih rendah dari tahun ini yang sekitar Rp8 triliun,” ujar Hasnul kepada Bisnis.com, Rabu (4/12/2013).
Anggaran belanja modal XL Axiata memang relatif efisien jika dibandingkan belanja operator telekomunikasi pesaingnya, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang menganggarkan belanja sekitar Rp17,8 triliun-Rp22,3 triliun atau 20% sampai 25% dari target pendapatan 2014.
Beberapa waktu lalu, Direktur Keuangan telkom Honesti basyir mengungkapkan 60% atau sekitar Rp10,8 triliun-Rp13,5 triliun dari total anggaran akan dialokasikan untuk kebutuhan ekspansi PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel).
Sama halnya dengan XL, Telkomsel juga memprioritaskan pengembangan jaringan 3G dan 2G.
Sampai September 2013, XL Axiata telah membelanjakan Rp5,8 triliun untuk investasi. Hasilnya, perseroan telah memiliki 14.722 jaringan node B, meningkat 38% dari tahun lalu. Adapun, total 2G dan 3G BTS tercatat sebanyak 42.796 BTS.
Dalam info memo perseroan, investasi tetap diutamakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di area-area yang memiliki potensi penggunaan layanan data. XL juga melakukan modernisasi jaringan pada majority sites di seluruh Indonesia.
Dana belanja modal sampai kuartal ketiga berasal dari kombinasi kas internal dan utang.
Perseroan telah menandatangani perjanjian pinjaman baru dalam bentuk valas dengan Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ dan Bank Standard Chartered masing-masing US$100 juta, serta pinjaman baru dalam rupiah dengan Bank Sumitomo Rp1 triliun.
Jumlah utang perseroan meningkat menjadi Rp17,6 triliun dari tahun sebelumnya Rp14,6 triliun dengan peningkatan rasio utang bersih terhadap EBITDA menjadi 1,8x dari semula 1,3x.
Berdasarkan laporan keuangan, omzet XL Axiata sampai kuartal ketiga tahun ini tercatat Rp15,8 triliun atau naik 0,7% dari periode yang sama tahun lalu Rp15,69 triliun.
Namun laba bersih merosot hingga 90,5% dari Rp2,19 triliun pada sembilan bulan pertama 2012 menjadi Rp917 miliar sampai September 2013.
Salah satu penyebab tertekannya laba bersih ialah pembengkakakn rugi selisih kurs yang mencapai 168% menjadi Rp714,56 miliar dari semula hanya Rp266,59 miliar. (ra)
Capex 2014 XL Axiata Lebih Rendah Dari 2013
Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:
Penulis : Lavinda
Editor : Rustam Agus