Bisnis.com, JAKARTA—Penyedia jasa Internet alias internet service provider (ISP) di daerah dianggap menjadi salah satu ujung tombak pengembangan penetrasi jaringan broadband di Indonesia.
Sayangnya masih banyak kendala yang dihadapi para pebisnis ini.
Sekjen Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII) Irwin Day mengatakan untuk mendapatkan manfaat broadband harus mengandalkan koneksi kabel.
Namun dia menilai masih banyak penyedia jasa fixed broadband berskala besar masih berpikir ulang untuk menyediakan layanan ke rumah-rumah penduduk alias last mile.
“Kondisi itu bisa diatasi oleh ISP lokal, tapi kenyataannya tantangan mereka semakin berat,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Minggu (20/10/2013).
Menurutnya biaya yang harus ditanggung para ISP lokal masih cukup tinggi karena harus menyewa jaringan fiber optic.
Meski komponen biaya tersebut ke depan semakin murah namun biaya operasional terus melejit.
“Nanti kalau pasar sudah terbuka, perusahaan [ISP] besar masuk, pemain lokal kalah bersaing, itu sering terjadi,” kata Irwin.
Dia menambahkan jumlah ISP di Indonesia saat ini mencapai 250 perusahaan.
Namun tak sedikit ISP yang rontok di jalan karena tak mampu bersaing dengan perusahaan besar.
Menurutnya model bisnis ke depan harus diubah jika memang ingin memacu penetrasi broadband melalui jalur kabel. (ra)
Bisnis Internet di Daerah Masih Banyak Kendala
Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:
Penulis : Galih Kurniawan
Editor : Rustam Agus