Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menganugerahkan BJ Habibie Technology Award (BJHTA) 2013 kepada sosok fenomenal di dunia industri membran, yakni I Gde Wenten.
I Gde Wenten terpilih sebagai pemenang BJHTA tahun ini karena dia merupakan penemu pompa tangan pemurni air yang menggunakan teknologi membran. Pompa air bersih tersebut mampu menghilangkan kekeruhan, bakteri, alga, spora, sedimen, germa, dan koloid.
Pompa ciptaan Benten, sarjana Teknik Kimia ITB 1987 ini praktis, bekerja tanpa listrik, mudah dibawa, relatif murah, kapasitas tinggi, dan pemasangannya sederhana.
Pompa itu juga ramah lingkungan dan cocok untuk kondisi darurat, seperti di tempat pengungsian saat terjadi bencana, camping, ekspedisi, dan juga untuk daerah rawan air bersih.
"Pompa ini seperti pompa sepeda, hanya di dalamnya diisi filter membran, yang mempunyai saringan halus sekali. Hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron," kata Wenten di sela-sela acara penganugerahan BJHTA di Kantor BPPT Jakarta, Rabu (21/8/2013).
Laki-laki kelahiran Bali, 15 Februari 1962, itu merupakan satu-satunya ilmuwan di Asia Tenggara yang mengembangkan alat berbasis membran.
Dia menjelaskan air yang digunakan untuk dimasukkan ke pompa, bisa berasal dari mana saja, bahkan air limbah sekalipun. Namun, lanjutnya, harus diperhatikan limbah yang dimaksudkan bukanlah limbah yang mengandung toxic atau racun, karena hal ini sangat tidak disarankan.
Selain itu, Wenten berhasil mendapatkan 15 paten sejak 1993 hingga 2013. Teknologi membran hasil karyanya telah digunakan banyak industri, khususnya di bidang air, yakni pengelolaan air untuk keadaan darurat bencana.
Industri lainnya adalah pemurnian minyak sayur (vegetable oil), yaitu kelapa sawit, VCO, dan minyak matahari. Kemudian untuk industri medis, dia merekayasa pemurnian air yang bebas pirogen. Selain itu dia juga melakukan litbang di bidang hemodialisis.
Pengusaha dan dosen di Departemen Teknik Kimia ITB Bandung ini juga mengabdikan dirinya untuk menyiapkan generasi muda di bidang teknik. Kegiatan utamanya saat ini adalah mengajar dan melakukan perekayasaan teknologi. Dia menyelesaikan S2 dan S3 di Denmark Technical University dan lulus pada 1995.
Kepala BPPT Marzan A. Iskandar mengatakan BJHTA yanag sudah digelar untuk keenam kalinya ini diberikan kepada pelaku teknologi yang berjasa, berprestasi, dan berdedikasi tinggi kepada bangsa dan negara. Selain itu, berinovasi dan berkreasi untuk menghasilkan karya nyata teknologi di bidang masing-masing.
Marzan menuturkan dalam BJHTA 2013 ini ada beberapa kandidat penerima award yang masuk dalam penyaringan seleksi dan tim penilai.
Setelah melalui penilaian yang didasarkan pada asas inovasi, yang terdiri atas asas penemuan, kreatif, efisien, dan efektif, nilai tambah dan asas manfaat, serta 10 poin kriteria, maka terpilihlah I Gde Wenten.