BISNIS.COM, JAKARTA- Situs penjualan LivingSocial melaporkan database telah di-hack dan berdampak terhadap 50 juta pelanggan website tersebut.
Manajemen mulai mengirim email kepada pelanggan pada Jumat sore (26/4/2013) dan memberitahu untuk mengubah password situs mereka.
"Kami baru saja mengalami serangan cyber pada sistem komputer kami yang mengakibatkan akses tidak sah ke beberapa data pelanggan dari server kami. Kami bekerja aktif dengan penegak hukum untuk menyelidiki hal ini," kata CEO LivingSocial Tim O'Shaughnessy dalam sebuah email kepada karyawan, seperti dilansir NBC News.
Manajemen LivingSocial menyatakan informasi kartu kredit pelanggan tidak dicuri - itu disimpan dalam database yang terpisah. Namun hacker mencuri password pelanggan.
Hal tersebut membuat perusahaan yang berbasis di Washington itu dibanjiri telepon pelanggan. Dampaknya, O'Shaughnessy memutuskan untuk menghentikan sementara hubungan telepon layanan pelanggan.
"Karena kami mengantisipasi volume panggilan yang tinggi dan mungkin tidak mampu untuk menjawab atau mengembalikan semua panggilan secara bertanggung jawab, Kami menghentikan sementara ponsel berbasis pelayanan konsumen. Kami akan mencurahkan semua sumber daya yang tersedia untuk pelayanan berbasis Web kami," kata O'Shaughnessy.
NBC News telah mengonfirmasikan rekening nasabah Amazon, perusahaan yang terafiliasi dengan LivingSocial tidak terpengaruh oleh pelanggaran akses tak sah tersebut.