JAKARTA—Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) dan PT Len Industri (Persero) untuk melakukan konsolidasi sebagai langkah awal proses penggabungan dua perusahaan tersebut.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan pemerintah menargetkan proses penggabungan dua BUMN yang memiliki sektor industri yang hampir sama tersebut dapat terealisasi tahun ini.
Menurutnya, konsolidasi Len dan Inti diprediksi akan cepat terealisasi karena kantor pusat kedua perusahaan itu terletak di Bandung, Jawa Barat.
“Kami telah putuskan kedua perusahaan agar berkonsolidasi. Bahkan, pada hari ini sudah dapat diproses,” kata Dahlan ditemui usai menggelar rapat pimpinan Kementerian BUMN di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (26/2).
PT Inti dinilai memiliki aset yang cukup besar, sedangkan Len Industri memiliki keunggulan yang ditunjang dengan kemampuan karyawannya.
Konsolidasi kedua BUMN tersebut diharapkan menghasilkan sebuah perusahaan yang besar serta mampu mengikuti sekaligus mengerjakan proyek dengan nilai tinggi.
Sebelumnya, Dahlan pernah menyarankan agar PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mengambilalih PT Inti. Akan tetapi, arahan itu urung dilaksanakan karena Telkom menolak pengambilalihan tersebut.
Sementara itu, Len Industri telah mengembangkan bisnis dan produk-produk dalam bidang elektronika untuk industri dan prasarana.
Selain itu, perseroan juga berpengalaman dalam bidang penyiaran, jaringan infrastruktur telekomunikasi, elektronika untuk pertahanan, baik darat, laut, maupun udara, sistem persinyalan kereta api, sistem elektronika daya untuk kereta api listrik, serta pembangkit listrik tenaga surya.
Len Industri memproyeksikan pertumbuhan pendapatan sebesar 53,8% menjadi US$200 juta pada 2012 dibandingkan dengan realisasi pendapatan 2011 sebesar US$130 juta.
Kontributor terbesar pendapatan perusahaan akan ditopang oleh lini bisnis transportasi, yakni 40% terhadap total pendapatan.
Kontributor kedua ditopang oleh lini bisnis kontrol dan navigasi dengan 30% terhadap total pemasukan.
Adapun 30% pendapatan lainnya disumbang oleh tiga lini bisnis perusahaan, yakni energi, pertahanan, dan telekomunikasi.
Sementara itu, Inti fokus memberikan jasa engineering bidang informasi dan telekomunikasi yang sesuai dengan spesifikasi dan permintaan klien serta memaksimalkan nilai.
Pada 2011, Inti mencatat perolehan laba bersih Rp10,43 miliar. Angka ini tumbuh 119% dibandingkan tahun sebelumnya hanya Rp4,59 miliar. (fsi)