TELEKOMUNIKASI 4G: Pelaku usaha bantah WiMax mati suri

Lingga Sukatma Wiangga
Senin, 30 Juli 2012 | 16:01 WIB
Bagikan

JAKARTA: Operator dan vendor Wimax membantah kalau teknologi nirkabel pita lebar tersebut mati suri mengingat dibandingkan LTE (Long Term Evolution) yang baru tahap uji coba, WiMax lebih mature.

 

Ketua Komtap Bid Penunjang Industri Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sylvia W. Sumarlin mengungkapkan WiMax mempunyai kekuatan dibidang transmisi data yang cepat dan handal sedangkan LTE memiliki kemampuan voice yang bagus serta sudah tersedia di mana-mana.

 

“Daripada menunggu sampai LTE mature, maka WiMax saat ini merupakan solusi untuk penunjang 2G dan 3G yang ada untuk data. Artinya, Off-loading 2G/3G ke WiMax bisa berjalan pada saat keadaan congested,” ujar pemilik Xirca-vendor WiMax-- tersebut kepada Bisnis hari ini.

 

Lebih lanjut mantan  Regional Director WiMax Forum itu mengungkapkan kebijakan Pemerintah untuk memberlakukan Teknologi Netral adalah kebijakan yang terbaik.

 

“Ini dikarenakan baik operator maupun pelanggan mempunyai pilihan dan kesempatan utk berpindah-pindah sesuai dengan availability. Artinya, satu operator dimungkinkan menggelar 2 teknologi sekaligus yaitu WiMax dan LTE secara bersandingan dan interoperability.”

Sementara itu,Sekjen Indonesia Wireless Broadband Indonesia (IDWIBB), mengungkapkan pilihan antara LTE dan WiMax merupakan kewenangan operator sepenuhnya.

 

“Yang penting perlakuan yang sama antara   keduanya dan juga yang dapat memberikan value for money buat pengguna / user. Itu saja mas,” ketusnya.

 

Tujuh tahun kemunculannya di Indonesia, WiMax masih juga bergeming, diam tak beringsut, dan terus terlelap dalam tidur panjangnya.

 

Meskipun pemerintah akhirnya menuruti kemauan komunitas dan industri dengan mengubah regulasi dari 16d ke teknologi netral atau mengarah ke 16e, namun WiMax seperti layu sebelum berkembang, sama sekali tak ada gemanya, tidak seperti awal kemunculannya pada 2005.

 

Saat itu hampir semua pejabat pemerintah,baik dariKemenristek maupun Depkominfo, dan terutama vendor memandang WiMax merupakan telekomunikasi masa depan.

 

Menurut mantan anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia Heru Sutadi, jika dilihat dari best practise yang berhasil di dunia, bisa dihitung dengan jari, dan arahnya semua ke LTE (Long Term Evolution).

 

"Kemampuan WiMax juga tidak seperti yang digembar-gemborkan, dalam hal kecepatan dan cakupan wilayah," tuturnya.

 

WiMax sendiri merupakan pengembangan dari teknologi Wi-FI yang sudah biasa kita gunakan sehari-hari, salah satunya sebagai wireless pada komputer atau laptop.

 

Secara umum dikenal dua jenis WiMAX, yaitu WiMAX untuk jaringan tetap atau disebut Fixed WiMAX (standar IEEE 802.16d), dan WiMAX untuk jaringan bergerak atau sering disebut Mobile WiMAX (standar IEEE 802.16e).

 

Fixed WiMAX mampu mendukung kecepatan transfer data sampai 75 Mbps dengan jangkauan sampai 50 km. Sedangkan Mobile WiMAX mampu mencapai kecepatan transfer data hingga 15 Mbps dengan jangkauan 20-50 km.

 

Implementasi WiMAX terus merambah ke berbagai negara, hingga pada Maret 2011 Forum WiMAX melaporkan telah tergelar 582 jaringan di 150 negara. Sementara ABI Research memprediksi pada akhir 2015 pengguna WiMAX akan mencapai 59 juta.

 

Heru yang juga Ketua Forum LTE Indonesia menilai pada kasus WiMax, vendor dinilai terlalu agresif dalam memasarkan perangkat, tapi ekosistem nya tidak dibangun dari awal.

 

 "Sehingga, walapun berubah dari 16d ke 16e tdk ada perubahan signifikan. Dan yakinlah, operator WiMax tingggal menunggu waktu untuk migrasi ke LTE." (api)

 

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper