JAKARTA: Indonesia berpotensi besar menumbuhkan pendapatan mobile commerce dengan pertumbuhan rata-rata 67% sejak 2010 hingga 2015.
Vice President ICT Practice Frost & Sullivan Asia Pacific Jayesh Easwaramony mengatakan Indonesia berpotensi meningkatkan pendapatan m-commerce 10 kali lebih besar pada 2015. Dengan catatan, harus ada ekosistem tepat yang dibangun dari infrastruktur, teknologi, dan regulasi.
“Meskipun pendapatan pasar online di Indonesai sangat kecil sekarang ini, potensi pertumbuhan ada,” katanya di Jakarta hari ini.
Pada 2015, dia memprediksi bisnis e-commerce bisa mencapai US$1,8 miliar disumbang oleh e-commerce, ekosistem, dan konten digital. Frost & Sullivan mencatat kontribusi terbesar pasar online commerce di Indonesia pada 2010 yakni games, sebesar 11,54%, diikuti iklan 8,39%, dan video/musik 2,7%. Adapun, rata-rata pertumbuhan pendapatan mobile commerce sebesar 67% sejak 2010 hingga 2015.
Konsultan senior bidang informasi, teknologi, dan komunikasi Frost & Sullivan Iwan Rachmat menjelaskan kondisi ini didukung pengguna Internet yang kian meningkat. Frost & Sullivan mencatat pada 2010 hanya terdapat 39,6 juta pengguna, pada 2015 diprediksi mencapai 145,2 juta pengguna.
Adapun, dari sisi pasar iklan online, diprediksi terjadi peningkatan 73,3% pada 2015 yakni US$125 juta dibandingkan 2010 yang sebesar US$8 juta.
Pendapatan operator m-payment pun diperkirakan meningkat, dengan rata-rata pertumbuhan 33,2% sejak 2006 hingga 2011. Rinciannya, pada 2006 hanya US$0,5 miliar dan pada 2011 mencapai US$2,1 miliar. (sut)
