Bisnis konten seluler terancam meredup

Lingga Sukatma Wiangga
Senin, 10 Oktober 2011 | 19:17 WIB
Bagikan

JAKARTA: Industri penyedia konten yang memiliki nilai bisnis hingga Rp4,8 triliun per tahun, meresahkan isu penyedotan pulsa karena membuat bisnisnya meredup seiring dengan pemberlakuan persyaratan yang berat dari operator.“Sebenarnya yang nakal dan melakukan hal yang tidak semestinya hanya beberapa CP saja, tetapi imbasnya ke semua CP yang membuat bisnis konten yang sudah sulit menjadi kian sulit,” ujar T. Amershah, Ketua Indonesia Mobile Multimedia Association, kepada Bisnis hari ini.Menurut dia, saat ini operator telekomunikasi banyak yang memberikan bobot yang berat untuk CP, artinya, layanan dari industri tersebut makin susah masuk ke operator.IMA yang memiliki anggota sekitar 10 CP dan sejumlah perusahaan multimedia mengklaim benar-benar memeberikan pengawasan yang ketat kepada anggotanya. Asosiasi itu juga membuka call center terpusat untuk CP-CP yang jadi anggotanya sehingga komplain dari pengguna cukup lewat satu pintu.Amershah menambahkan bisnis CP merupakan bisnis murni kreativitas sehingga seharusnya malah didukung pemerintah dan masyarakat mengingat sebagian besar masih dimiliki lokal.“Omzet rata-rata CP adalah sekitar Rp2 miliar per bulan. Namun sekitar 90% sudah habis untuk pengeluaran dan ongkos produksi, seperti pembagian dengan operator 40%, bayar label musik sekitar 30%, dan sisanya advertising,” katanya.Bisnis CP, tambahnya, banyak juga yang positif, seperti proses filterisasi konten di operator seluler, layanan dakwah, dan lainnya.Adapun menurut seorang pemilik CP besar, omzet rata-rata CP yang sehat adalah sekitar Rp1 miliar-Rp2 miliar per bulan. “Adapun yang omzetnya mencapai Rp20 miliar per bulan dapat dipastikan telah melakukan praktik ilegal atau penipuan.”Dengan jumlah omzet rata-rata sekitar Rp2 miliar per bulan, dan jumlah CP di Indonesia sekitar 200 perusahaan, maka nilai bisnisnya bisa mencapai Rp4,8 triliun per tahun.(faa) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper