Sosok Meutya Hafid yang jadi Menteri Komunikasi dan Digital, Pernah Disandera di Irak

Ni Luh Anggela
Senin, 21 Oktober 2024 | 11:29 WIB
Politikus Partai Golkar Meutya Hafid menyapa wartawan setibanya di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Politikus Partai Golkar Meutya Hafid menyapa wartawan setibanya di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Meutya Hafid resmi masuk dalam Kabinet Merah Putih yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto. Dia ditunjuk sebagai menteri komunikasi dan digital pada Minggu (20/10/2024).

Sebelumnya, Meutya sempat mengakui bahwa dia akan menjadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran. Kendati tak ada persiapan apapun, Meutya memastikan akan mengikuti arahan dari Kepala Negara.

“Saya tidak ada persiapan. Jadi nanti itu semua masih menunggu beliau seperti apa kita tidak tahu. Kita tetap menunggu nanti arahan dari presiden,” kata Meutya, Minggu (20/10/2024).

Sebelum berada di posisinya saat ini, Meutya lebih dulu dikenal sebagai jurnalis sebuah stasiun swasta di Indonesia yang disandera oleh Mujahidin Irak.

Tepatnya pada 2005, peristiwa nahas menimpa Meutya dan juru kamera yang mendampinginya, Budiyanto. Peristiwa itu dibagikan Meutya dalam bukunya, Seratus Enam Puluh Delapan Jam Dalam Sandera. 

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beserta sejumlah tokoh ternama lainnya turut menyumbangkan tulisannya untuk bagian pengantar dari buku ini.

Profesi jurnalis mengantarkan Meutya menerima sejumlah penghargaan. Tercatat, dia menerima penghargaan jurnalistik Elizabeth O'Neill, dari pemerintah Australia pada 2007 dan penghargaan alumni Australia 2008 untuk kategori Jurnalisme dan Media.

Wanita kelahiran Bandung, 3 Mei 1978 itu mulai merambah ke dunia politik. Kader Partai Golongan Karya (Golkar) itu sempat mendeklarasikan diri sebagai calon wakil wali kota Binjai periode 2010-2015 bersama Dhani Setiawan Isma.

Kemudian pada Agustus 2010, Meutya dilantik menjadi anggota DPR RI antarwaktu dari Partai Golkar, menggantikan Burhanudin Napitupulu yang meninggal dunia.

Dia juga sempat menjabat sebagai ketua Komisi I DPR RI 2019-2024 dari daerah pemilihan Sumatra Utara I. Sejatinya, Meutya kembali terpilih menjadi anggota DPR RI 2024-2029 dengan perolehan 147.004 suara di dapil yang sama.

Terkait pendidikan, Meutya diketahui menempuh pendidikan SMA di Singapura, tepatnya di Crescent Girl’s School dan tamat pada 1997. Setelah lulus, dia lantas menyeberang ke Australia pada tahun yang sama untuk menempuh pendidikan di Universitas New South Wales (UNSW), dan memboyong gelar sarjana pada 2001. Empat belas tahun setelahnya, Meutya melanjutkan pendidikan magister di Universitas Indonesia dan tamat pada 2018.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper