Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) angkat bicara terkait dugaan transaksi yang mencurigakan senilai US$14,4 juta atau sekitar Rp222 miliar (asumsi kurs Rp15.489 per dolar AS) di exchanger kripto, Indodax.
Ketua Umum AFTECH Pandu Sjahrir menyampaikan bahwa manajemen Indodax telah melakukan pengelolaan dengan baik terkait dugaan transaksi yang mencurigakan itu. Pandu juga menjelaskan pihak Indodax bakal mengirimkan pesan langsung kepada para pengguna.
“Indodax nanti bakal disampaikan oleh pihak Indodax secara penuh, tetapi katanya InsyaAllah per 1 jam yang lalu sudah di-managed well, nanti akan ada pesan langsung dari mereka dari sisi jumlah yang kena,” kata Pandu dalam acara Ngopi (Ngobrol Pintar) Bareng Kominfo: Aksi & Strategi Fintech Hadapi Penipuan Judi Online di Gedung Kemenkominfo, Rabu (11/9/2024).
Di samping itu, Pandu menjelaskan bahwa AFTECH juga sudah melaporkan dugaan transaksi tersebut kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
“Tetapi katanya [uang member] 100% dari sisi pemakai [pengguna] Indodax aman, kami sekarang mengikuti hour by hour dan sudah lapor juga kepada Kemenkominfo,” ungkapnya.
Berkaca dari kondisi ini, Pandu pun menekankan pentingnya keamanan siber yang harus terus diperkuat, termasuk dari bursa kripto.
“Pesan paling penting adalah cyber security sekarang sudah jadi top of mind. Jadi kami di Kadin sudah membuat sendiri steering commitee dan cyber security. Karena ini efeknya sudah menyeluruh. Bukan hanya untuk crypto, tetapi kesehariannya,” terangnya.
Sebelumnya diberitakan, akun media sosial X (sebelumnya Twitter), peringatan keamanan real-time dari platform Cyvers @CyversAlerts mengungkap adanya transaksi yang mencurigakan di platform Indodax.
Akun tersebut menyebut sudah ada alamat yang mencurigakan untuk menukarkan koin di Indodax ke bitcoin Ether senilai US$14,4 juta atau sekitar Rp222,01 miliar (asumsi kurs Rp15.412 per dolar AS).
“Sistem kami telah mendeteksi beberapa transaksi mencurigakan yang melibatkan dompet Anda [Indodax] di jaringan yang berbeda. Alamat yang mencurigakan sudah memegang US$14,4 juta dan menukar token ke Ether,” tulis @CyversAlerts, dikutip pada Rabu (11/9/2024).
Akun @CyversAlerts mengungkap bahwa pihaknya telah mendeteksi adanya total kerugian senilai US$18,2 juta atau senilai Rp280,6 miliar dan menyarankan agar Indodax melakukan tindakan lebih lanjut.
“Kami telah mendeteksi lebih dari 150 transaksi dan total kerugian sebesar US$18,2 juta, @indodax mohon ambil tindakan,” ungkapnya.
Terkait hal itu, CEO Indodax Oscar Darmawan memastikan saldo pengguna tetap aman meski perusahaan tengah melakukan pemeliharaan. Pasalnya, laman resmi Indodax sedang dalam pembaruan sistem untuk meningkatkan kenyamanan transaksi.
Adapun berdasarkan pantauan Bisnis, hingga Rabu (11/9/2024) pukul 16.25 WIB, situs resmi Indodax masih dalam pembaruan sistem.
“Saat ini kami bisa mengkonfirmasi saldo member aman 100% secara kripto maupun rupiah,” kata Oscar kepada Bisnis, Rabu (11/9/2024).
Namun demikian, Oscar menyatakan pihaknya melakukan maintenance (pemeliharaan) untuk memastikan keamanan keseluruhan sistem Indodax. Dia hanya mengklaim investigasi masih berlangsung.
Sayangnya, Oscar enggan memberikan informasi lebih lanjut terkait durasi pemeliharaan situs resmi Indodax. “Investigasi masih dilakukan. Kami akan berikan update lanjutan begitu investigasi beres,” jelasnya.