Bisnis.com, JAKARTA — Microsoft Indonesia mengungkap bahwa mayoritas pemimpin perusahaan lebih memilih untuk merekrut calon karyawan dengan keterampilan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir mengatakan bahwa temuan itu mengacu pada survei yang dilakukan Microsoft terhadap 30.000 orang.
“69% dari leader sekarang tidak mau meng-hire seseorang tanpa AI skills. Ini sangat penting,” kata Dharma dalam acara Thrive in the New Economy: Tech, Sustainability & Growth di Auditorium MM UGM Jakarta, Kamis (18/7/2024).
Di sisi lain, sebanyak 76% pemimpin di Indonesia lebih mungkin mempekerjakan kandidat yang kurang berpengalaman dengan keterampilan Al dibandingkan pekerja yang lebih berpengalaman tanpa AI.
Masih mengacu survei tersebut, Dharma menambahkan sebanyak 76% pekerja di Indonesia membawa alat Al sendiri untuk bekerja. Namun, Dharma menyebut bahwa cara ini bukan suatu praktik yang baik.
“Karena ketika kita menggunakan AI, kita menggunakan data. Itu adalah data dan rahasia perusahaan dengan menggunakan tools AI yang memang tidak seharusnya atau tidak dikenali oleh perusahaan yang membawa risiko lebih tinggi untuk perusahaan,” jelasnya.
Sementara itu, Dharma menambahkan bahwa sebanyak 92% dari pekerja Indonesia sudah menggunakan generatif AI. Bahkan, tambah dia, ini lebih besar dibandingkan statistik di Asia Pasifik dan di global sekitar 60–70%.
Menurutnya, masyarakat Indonesia sangat beruntung dalam mengadopsi teknologi AI. Bukan tak mungkin, lantaran teknologi AI dapat membantu manusia melakukan tugas-tugas kognitif dengan jauh lebih cepat.
“Di Indonesia, kami melihat AI sebagai sesuatu peluang yang baru. Level untuk pertumbuhan GDP salah satunya adalah AI,” ujarnya.
Baca Juga Mengintip Kekayaan Mantan Asisten Bill Gates yang Hartanya Hampir Salip Sang Pendiri Microsoft |
---|
Dharma menyebut bahwa AI bisa menciptakan peluang ekonomi dan memperkuat inklusi menuju Visi Indonesia Emas 2045.
“Dampak Ekonomi Al Pada 2030 adalah 12% dari PDB 2030 US$366 miliar dan ada US$243,5 miliar kapasitas produktif dibuka lewat generatif AI,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Microsoft Indonesia mengungkapkan bahwa setidaknya ada empat peluang dalam memanfaatkan teknologi AI, antara lain dengan memperkaya pengalaman karyawan, menemukan kembali keterlibatan pelanggan, membentuk kembali proses bisnis, dan berinovasi.
“AI bukan untuk teknologi, AI bukan untuk AI. Tetapi bagaimana kita menggunakan AI untuk membawa pertumbuhan dan memecahkan masalah bisnis,” tandasnya.