Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyampaikan bahwa kerugian akibat serangan siber diperkirakan bisa mencapai US$9,5 triliun atau sekitar Rp156.018 triliun (asumsi kurs Rp16.423 per dolar AS) pada tahun ini di tingkat global.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria dalam acara Seminar Indonesia bertajuk ‘Mitigating Cyber Risk and Buliding a Trust’ di Jakarta, Kamis (27/6/2024).
“Serangan itu [siber di tingkat global] diperkirakan mengakibatkan kerugian senilai US$9,5 triliun di tingkat global pada 2024, dan akan meningkat menjadi US$10,5 triliun pada 2025,” kata Nezar.
Terlebih, ungkap Nezar, terdapat 2.200 serangan siber per hari di tingkat global. Menurutnya, isu serangan siber yang harus disorot adalah kapan suatu sistem akan diserang.
“Isu serangan siber bukan hanya persoalan apakah sistem kita akan diserang atau tidak, isu serangan siber itu adalah persoalan kapan sistem kita akan diserang,” ujarnya.
Lebih lanjut, Nezar menuturkan bahwa teknologi digital dihadapkan dengan tantangan implementasi keamanan siber, seperti perkembangan bentuk ancaman keamanan siber hingga keterbatasan talenta siber.
Meski demikian, Nezar menyebut bahwa kebutuhan akan keamanan siber yang mumpuni menjadi suatu kebutuhan mutlak.
“Terlebih, sepertiga dari potensi ekonomi digital Asean yang akan meroket hingga US$1 triliun akan berasal dari Indonesia sendiri didominasi oleh beberapa sektor, seperti e-commerce,” ungkapnya.
Di sisi lain, Nezar menambahkan bahwa industri keuangan juga perlu sadar akan risiko dan tantangan yang dapat terjadi yang mengancam keamanan data nasabah.
Sebelumnya, insiden serangan siber ransomware LockBit 3.0 telah melumpuhkan sistem layanan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2.
Dikutip dari dokumen Lanskap Keamanan Siber Indonesia 2023 milik BSSN, ransomware adalah jenis malware yang digunakan untuk menyandera aset korban, seperti dokumen, sistem, ataupun perangkat.
Nantinya, setelah aset terenkripsi, korban akan diminta membayar tebusan untuk mendekripsi dan kembali mendapatkan akses pada aset.
Adapun, ransomware menargetkan individu, perusahaan, organisasi, bahkan Pemerintah. Dampak ransomware dapat berupa kehilangan akses terhadap data, kerugian finansial, hingga penurunan reputasi.
Direktur Jenderal Aplikasi & Informatika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan bahwa Direktorat Jenderal Imigrasi terus melakukan pemulihan layanan keimigrasian sehingga sistem berangsur pulih.
“Sistem autogate maupun counter petugas imigrasi sudah dapat berfungsi, baik di pintu keberangkatan maupun pintu kedatangan,” kata Semuel dalam keterangan tertulis, Minggu (24/6/2024).
Namun, untuk sistem layanan lainnya, Semuel mengaku bahwa saat ini masih terus dilakukan upaya pemulihan dan langkah mitigasi untuk mencegah dampak yang lebih luas.
Kemenkominfo memastikan penanganan dilakukan dengan menetapkan skala prioritas untuk mempertahankan layanan publik yang optimal. Lebih lanjur, Kemenkominfo kembali menghaturkan permohonan maaf akibat gangguan layanan PDN.
“Kami kembali menyampaikan permohonan maaf atas penurunan kualitas layanan yang terjadi akibat gangguan tersebut,” ujarnya
Semuel menyatakan bahwa upaya pemulihan PDN terus dilakukan bersama BSSN, Polri, Kementerian/Lembaga terkait, PT Telkom dan mitra penyelenggara lainnya.
“Kami juga terus berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah strategis dan cepat demi kepentingan masyarakat luas,” tandasnya.