Bisnis.com, JAKARTA - Tokopedia, unit bisnis e-commerce PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), menyampaikan bahwa integrasi sistem antara TikTok dengan Tokopedia masih berjalan dan hampir selesai saat ini atau tepat 3 bulan setelah keduanya memutuskan untuk berkolaborasi.
“Saat ini, proses migrasi sudah hampir selesai,” kata Head of Communications Tokopedia Aditia Grasio Nelwan kepada Bisnis, dikutip Selasa (12/3/2024).
Aditia tidak menjelaskan secara rinci bagian-bagian migrasi yang telah selesai dilakukan termasuk dampak dari migrasi tersebut kepada pelanggan.
Sebelumnya, Direktur dan Head of External Affairs GOTO Nila Marita menjelaskan proses integrasi dan migrasi antara Tokopedia dan TikTok berjalan baik.
Di sisi proses belanja, pembayaran, hingga check out transaksi sudah terpisah dari aplikasi TikTok dan terjadi di sistem backend Tokopedia.
Dia melanjutkan, GOTO berharap proses ini selesai paling lambat dalam 1,5 bulan atau sesuai dengan masa uji coba.
"Kami terus berkonsultasi secara erat dengan kementerian terkait dan sejalan dengan peraturan yang berlaku," tuturnya.
Nila juga menyampaikan kolaborasi ini memiliki prioritas untuk memberikan pengalaman berbelanja yang lancar, aman dan nyaman ke pengguna aplikasi TikTok dengan Tokopedia yang mengelola sistem elektronik dan sistem pembayaran secara backend dan di balik layar.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Isy Karim mengatakan bahwa migrasi sistem yang dilakukan TikTok ke Tokopedia hampir mencapai 90%. Meskipun diakui Isy bahwa pemisahan sistem TikTok Shop dari aplikasi TikTok bersifat backend atau di balik layar tanpa disadari pengguna.
"Pemisahan antara TikTok Shop dengan Tokopedia itu sudah, pembayaran sudah langsung ke Tokopedia," ujar Isy.
Menurut Isy, tidak ada larangan pemisahan sistem dibalik layar seperti yang dilakukan TikTok Shop. Kendati begitu, dia mengakui bahwa TikTok masih perlu menyelesaikan sisa 13% perubahan sistem TikTok Shop dengan Tokopedia. Pemerintah, kata dia, masih terus memantau sisa pekerjaan TikTok tersebut.
"Ya teknologi sekarang masa harus pindah [aplikasi] lagi, browsing lagi, kan enggak. Itu Masih dianggap comply [terhadap aturan]," tutur Isy.