Bisnis.com, JAKARTA - PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) menyampaikan telah mencoba melakukan live shopping sejak dua tahun lalu, namun usaha tersebut berjalan kurang optimal. Sejumlah pengguna mengaku menghabiskan kuota lebih banyak untuk nonton live shoping.
Presiden Bukalapak Teddy Oetomo menjelaskan dalam earning calls tidak banyak orang menyadari BUKA melakukan live shopping dua tahun lalu.
Usaha tersebut tidak berjalan manis karena bagi sejumlah pengguna Bukalapak, live shopping memakan kuota internet yang besar.
"Kami gagal dengan sangat buruk. Banyak pengguna kami bahkan tidak memiliki paket data untuk menonton live shopping," kata Teddy, dikutip Minggu (13/8/2023).
Tidak hanya itu, kata Teddy, pengguna BUKA yang menonton live shopping juga mengalami buffering karena tidak memiliki penerimaan koneksi internet yang baik.
"Kami tahu ada overlap yang relatif sangat kecil antara segmen target social commerce dibandingkan segmen target kami. Lagi pula karena kami telah mencobanya dan gagal, jadi tentu saja tidak memanfaatkannya," ucapnya.
Meski demikian, lanjutnya, beberapa ruang rapat BUKA memiliki studio kecil. Menurutnya, live shopping merupakan arah yang menarik.
"Tetapi sepertinya banyak arah online kami memang membantu dalam hal menjual barang di social commerce dan kami hanya mengambil komisi kecil dari itu," tuturnya.
Sebagai informasi, BUKA mencetak rugi bersih senilai Rp389,2 miliar, berbanding terbalik dengan semester I/2022 yang mencatatkan laba bersih sebesar Rp8,59 triliun. Meski demikian, secara kuartal ke kuartal atau quarter on quarter, rugi bersih ini turun dari kuartal I/2023 yang senilai Rp1 triliun.
Kerugian BUKA di semester I/2023 ini salah satunya disebabkan nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi di segmen marketplace yang berbalik rugi menjadi Rp120,82 miliar, dibanding periode sama tahun sebelumnya yang meraih laba Rp9,79 triliun.
Meski mencatatkan rugi, pendapatan bersih BUKA meningkat 28,97 persen secara tahunan menjadi Rp2,18 triliun. Pendapatan ini naik dari semester I tahun lalu sebesar Rp1,69 triliun.
Berdasarkan segmennya, pendapatan BUKA ditopang oleh segmen marketplace yang berkontribusi Rp1,20 triliun, diikuti segmen online to offline sebesar Rp1,03 triliun, dan pengadaan sebesar Rp10,56 miliar.